SEBAIK-BAIK PERHIASAN ISTERI SHALIHAT

Ali Farkhan Tsani

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 

Di dalam sebuah hadits disebutkan:

اَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ.

Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik adalah isteri yang shalihah.” (HR Muslim dari Abdullah bin Amr).

Hadits tersebut menyebutkan tentang sebaik-baik perhiasan adalah . Tanda-tandanya antara lain disebutkan dalam hadits, yaitu jika dipandang suami menyenangkan, jika diperintahkan mentaatinya dan jika ditinggalkan suaminya, ia menjaga dirinya.

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits :

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهُ

Artinya : “Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang paling berharga dari apa yang disimpan oleh seseorang? (yaitu) isteri shalihat, jika dipandang maka dia menyenangkan, dan jika diperintahkan maka dia taat, dan jika suaminya tidak ada di tempat maka dia menjaga dirinya”. (HR Abu Dawud).

Pada sabda lainnya juga dikatakan bahwa ada empat kebahagiaan hidup, yaitu: jika memiliki isteri shalihat, tempat tinggal yang lapang, tetangga yang shalih, dan kendaraan yang nyaman.

Seperti disebutkan di dalam hadits :

أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ، وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاوَةِ: الْجَارُ السُّوءُ، وَالْمَرْأَةُ السُّوءُ، وَالْمَسْكَنُ الضِّيقُ، وَالْمَرْكَبُ السُّوءُ

Artinya : “Ada empat yang merupakan kebahagiaan : Wanita sholihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang sholih, dan kendaraan yang nyaman. Serta ada empat yang merupakan kesengsaraan : Tetangga yang jahat, wanita yang jahat, tempat tinggal yang sempit, dan kendaraan yang jelek”. (HR Ibnu Hibban).

wanita-salihah-perhiasan-terindahSecara bahasa shalihat itu sendiri berasal dari kata shalih, artinya bermanfaat, berguna, berbudi luhur, lurus, jujur, taat, patuh, dan benar.

Namun tentu saja perhiasan terbaik berupa isteri shalihat itu belumlah cukup sebatas di dalam rumahnya. Namun juga bagaimana hubungan baik dengan tetangganya. Kalau tetangganya belum aman dari gangguan lidahnya yang suka menyakiti, maka ia bukan isteri atau .

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan di dalam hadits:

عن أبي هريرة رضي الله عنه يقول : قيل لرسول الله صلى الله عليه و سلم : إِنَّ فُلَانَةً تُصَلِّي اللَّيْلَ وَ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَ فِي لِسَانِهَا شَيْءٌ يُؤْذِيْ جِيْرَانَهَا سَلِيْطَةٌ قَالَ : « لَا خَيْرَ فِيْهَا هِيَ فِيْ النَّارِ ». وَ قِيْلَ لَهُ : إِنَّ فُلَانَةً تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ وَ تَصُوْمُ رَمَضَانَ وَ تَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَ لَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَ لَا تُؤْذِيْ أَحَدًا . قَالَ : « هِيَ فِيْ الْجَنَّةِ »  الحاكم 7304

Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, ‘Ada seseorang yang berkata pada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : ‘Sesungguhnya seorang wanita melakukan shalat malam dan puasa pada siang hari, tetapi pada lisannya ada sesuatu yang dapat menyakiti tetangganya.’ Beliau bersabda : “Tidak ada kebaikan padanya, dia di dalam neraka”. Seseorang berkata lagu pada beliau: ‘ Sesungguhnya seorang wanita mengerjakan shalat fardhu, puasa bulan Ramadhan, bershadaqah dengan sepotong keju dan tidak ada yang lainnya, serta tidak menyakiti seorangpun. Beliau bersabda : “Dia di dalam surga”. (HR Al-Hakim).

Demikianlah Islam hendak mengangkat derajat kaum Muslimah jika mereka berlaku sebagai wanita atau isteri shalihat, dan itu adalah perhiasan terindah, dunia dan akhirat.

Maka, jika sang suami terlelap di tengah malam, lalu tangan lembut isteri membangunkannya di sepertiga malam untuk bertahajud dan untuk shalat berjamaah Shubuh di masjid. Dialah perhiasan dunia sesungguhnya.

Saat suami marah karena suatu hal atau orang lain menyakitinya, atau saat susah karena musibah, maka muncullah sang isteri meredamnya dengan santun. Suara lembutnya mengingatkan agar sang suami mau meredam emosi dan menerima keadaan itu seraya menghadap pertolongan-Nya. Ya, itulah perhiasan terindah, isteri shalihat.

Demikian pula saat penghasilan suami belum memadai, sang isteri tidak terlalu banyak menuntut. Bahkan ia rela membantu suaminya dengan pekerjaan yang tidak melanggar syariat dan tentu seizin suminya. Maka, betullah isteri shalihat itu perhiasan terindah.

Semoga Allah menjadikan wanita muslimah sebagai wanita atau isteri shalihat, dan semoga pula kita kaum Muslimin mendapatkan pendamping isteri shalihat, perhiasan terindah, dunia akhirat. Aamiin. (P4/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0