Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menyeru dunia Islam untuk bersatu memperjuangkan Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
“Umat Islam adalah umat yang satu, umat terbaik, lebih tinggi kedudukannya dari yang lain, di mana kaum Muslimin?”, ujar Yakhsyallah Mansur pada sambutan pembukaan International Conference of Islamic Media (ICIM) bertema “Islamic Media United to Protect Islam and Muslim Interests Especially Palestine and Al-Quds Liberation”, di Auditorium Adhyana Wisma ANTARA Jakarta, Rabu (25 Mei 2016) pagi.
Yakhsyallah Mansur yang juga Ketua Steering Committee ICIM mengatakan, umat Islam jika bersatu maka akan menjadi kekuatan dahsyat dan akan mendatangkan pertolongan Allah. Sebab kekuatan dan pertolongan Allah turun bersama kesatuan umat Islam.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
“Kekuatan dan pertolongan Allah bersama Al-Jama’ah, yang disatukan oleh aqidah dalam jiwa bukan karena banyaknya harta dan materi,” ujarnya.
Ia menambahkan, potensi kesatuan umat Islam itu akan jauh lebih tersebar ke dunia internasional, jika didukung secara kuat oleh media Islam.
“Media masa mengambil peran prnting dalam kehidupan umat manusia. Sebab media merupakan kekuatan dalam mempengaruhi opini dan pemikiran dunia,” imbuhnya.
Memang tidak mudah, tapi umat Islam tidak boleh putus asa dalam melakukan islah, perbaikan, harus terus diupayakan dengan semangat jihad yang terus-menerus.
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Ia pun menyebut ayat, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (Ali Imran ayat 110).
Risalah Perjuangan
Seruan Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur agar umat Islam bersatu untuk menuju pada kejayaannya, disambut serupa oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir.
Fachir mengatakan, media jelas sangat penting dalam mewujudkan persatuan dan keadilan. Jika tidak, maka yang akan terjadi adalah krisis seperti yang melanda Irak, Suriah, Yaman dan tentu Palestina.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Konflik berlangsung karena kuatnya informasi yang tidak adil dan ada kepentingan tertentu, baik melalui media maupun media sosial.
“Sayangnya memang media tidak menyajikan fakta, tapi lebih pada kepentingan tertentu, ujar Fachir.
Diperlukan perjuangan Islam melalui media sebagai bagian dari risalah perjuangan.
“Kita harus terus mengembangkan risalah, untuk menyadarakan dunia dengan misi-misi positif, argumentasi bijak, mengangkat tema-tema keadilan, persatuan dan kemanusiaan sebagai isu utama penyelesaian masalah,” paparnya.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Ia juga menyebut bagaimana isu-isu terorisme seperti terjadi di Paris, Brussles, Kabul, Lahore, hingga Jakarta, dikaitkan dengan Islam. Padahal Islam mengajarkan perdamaian sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Ia memberikan contoh bagaimana mayoritas Muslim Indonesia, dengan keberagamannya tetap mengedepankan kebersamaan, kesatuan, seperti dalam berbahasa nasional Indonesia.
Untuk itu, umat Islam dunia harus terus merapatkan barisan, dan menjadikan Palestina sebagai isu utama perjuangan.
Palestina itu menjadi inti dari isu semuanya. Palestina itu unik, karena bukan hanya yang memperjuangkannya adalah bangsa Palestina sendiri. Namun juga diperjuangkan oleh dunia.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Untuk itu ia menyebut, konsep lita’arafu, interaksi sosial untuk perjuangan, seperti dalam konferensi ICIM ini menjadi urgen dan strategis.
Ya, Palestina, sebuah perjuangan yang tak kan pernah terlupakan. “Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu. Kerika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka, menjawab laras baja dengan tumpukan batu cuma…,” ujar penyair terkemuka Taufik Ismail dalam sessi pembacaan puisinya di hadapan skitar 300 peserta konferensi dari 50 kantor berita di dunia Konferensi ICIM tersebut.
Puisinya yang dibacakan terjemahnya dalam bahasa Arab oleh Pof Nabilah Lubis, menyebut pula, “Ketika pabrik tak bernama seribu ton memproduksi dusta, menebarkannya ke media cetak dan elektronika,….”. Makin terasa betapa memang pentingnya media mengungkap berita secara adil, berimbang dan benar. Sebuah harapan besar dari International Conference of Islamic Media (ICIM) yang digagas Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency). Insya-Allah. (P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata