Jakarta, 23 Rajab 1438/20 April 2017 (MINA) – Selasa (18/2) lalu, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat (RZ) untuk Suriah memulai kembali aksinya dengan mengunjungi camp pengungsi di Reyhanli yang merupakan wilayah perbatasan antara Turki dan Suriah.
“Kami mengawali kunjungan ke pabrik roti yang selama ini memasok kebutuhan makanan pengungsi Suriah. Setiap hari pabrik roti ini memproduksi 1 juta roti untuk didistribusikan kepada 170 ribu jiwa yang berada di shelter pengungsi,” jelas Joko Pamungkas, Overseas Department Head Rumah Zakat yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Untuk Suriah dalam keterangan pers yang diterima MINA, Kamis (20/4).
Tim Kemanusiaan Rumah Zakat untuk Suriah juga mendistribusikan paket makanan kepada anak-anak di Asrama Yatim Reyhanli yang dihuni oleh 87 anak yang orang tuanya meninggal akibat perang. Usia anak-anak di asrama ini berkisar antara 6-12 tahun.
“Kami tak hanya memberikan paket makanan, tadi kami sempat bermain juga dengan mereka. Senang sekali melihat dan mendengar tawa anak-anak ini,” ujar Joko.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus
Lokasi kedua yang dikunjungi adalah Wisma Yatim, yaitu komplek dimana anak yatim yang sudah tidak ada saudara tinggal. Wisma Yatim ini merupakan salah satu program Rumah Zakat, yang diperuntukkan bagi 1000 anak dan akan dapat mulai ditempati pada akhir April 2017.
“Satu villa (rumah) dapat ditempati 18 anak dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, rumah utama, ruang belajar, dapur, dan 6 pengasuh yang dibagi menjadi dua shift siang dan malam. Wisma Yatim juga dilengkapi dengan mini market, klinik baik untuk pengobatan fisik maupun trauma healing, boarding school, lapangan olahraga, dan masjid,” tutur Andri Murdianto, Special Program and Crisis Centre Department Head Rumah Zakat yang tergabung dalam Tim Kemanusiaan Untuk Suriah.
Selain Wisma Yatim dan bantuan paket makanan untuk anak-anak di Asrama Yatim, Rumah Zakat juga menggulirkan program Pusat Pemberdayaan Perempuan bagi pengungsi Suriah, khususnya para wanita. Dalam program ini, Rumah Zakat membangun sebuah gedung yang menjadi pusat aktivitas para wanita Suriah yang mengungsi, dimana mereka merupakan janda yang ditinggal suaminya akibat perang. Di sini ada sekitar 950 wanita Suriah yang terdaftar.
“Di gedung ini banyak dilakukan berbagai aktivitas pemberdayaan, seperti pelatihan bahasa Arab dan bahasa Turki agar pengungsi Suriah dapat berbaur dengan masyarakat lokal, pelatihan tahfidz Qur’an, kursus kecantikan dan kursus menjahit agar kedepannya mereka bisa mandiri, dan konsultasi kejiwaan,” ungkap Andri.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Aktivitas Tim Kemanusiaan Rumah Zakat kali itu diakhiri dengan mengunjungi pengungsi Suriah yang terluka akibat perang. “Kami mengunjungi satu bangunan yang dihuni oleh 20 pengungsi Suriah yang mengalami cacat akibat perang. Ada yang kehilangan kakinya, ada yang kehilangan matanya, bahkan ada yang mengalami gangguan jiwa. Kami mencoba berkomunikasi dan menyemangati mereka, serta memberikan bantuan paket makanan,” tutup Andri. (L/R09/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia