Tuai Kontroversi, MUI Kaji Tayangan ‘Karma’ di ANTV

Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) sedang mengkaji tayangan program reality show ‘Karma’ pada stasiun televisi (Tv) yang menuai banyak kontroversi di kalangan umat Islam.

“Kita sedang melakukan kajian itu, nah tinjauannya seperti apa, apakah ada prinsip pelanggaran atau tidak itu semuanya sedang dikaji,” kata Ketua MUI Bidang Infokom di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (28/6).

Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin memberi masukan kepada ANTV untuk mengkaji ulang program acara tersebut yang dipandu Robby Purba dan menampilkan Roy Kiyoshi sebagai paranormal, sementara ada hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan.

“Sebelum ke publik, Pak Din (Din Syamsuddin) telah memberikan masukan internal kepada MUI, atas masukan Pak Din, kami langsung intensif melakukan pembahasan di dalam MUI, seperti apa,” ujarnya.

Baca Juga:  Haflatul Ied, Siti Fadilah: Saya Komitmen Dukung PB Wanita Al-Irsyad

Menurutnya, tayangan Tv saat ini sudah banyak yang memberikan kecerdasan, tetapi masih banyak juga tayangan yang kontennya membodohi bangsa.

“Sebagian tayangan televisi banyak yang sudah memberi kecerdasan tapi masih banyak juga tayangan yang perlu kita bina. Maka dari itu MUI bersama KPI melakukan pendekatan gradual terhadap industri televisi, agar siaran-siaran kontennya itu bisa mencerdaskan bangsa, jangan membodohi, jangan budaya-budaya lokal yang tidak bagus terus diexploitasi,” jelasnya.

Pada industri Tv yang masih menayangkan acara yang membodohi bangsa atau melanggar norma, MUI dan KPI melakukan pendekatan gradual.

“Kami melakukan model pendekatan yang tidak langsung teguran tapi dialogis, kita undang industri televisi, lalu kita ajak ngobrol. Jadi pendekatan gradual saya kira lebih bermanfaat untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kecerdasan kehidupan bangsa,”

Baca Juga:  Berdayakan Ekonomi Santri, BAZNAS Selenggarakan Kompetisi Santripreneur Agrobisnis

Ia menambahkan, hal itu dilakukan, supaya masyarakat mendapatkan konten siaran yang transformatif baik secara agama, pengetahuan dan hiburan, jadi masyarakat semakin cerdas.

“Tujuan bernegara itukan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan anak bangsa, kan tidak hanya di kelas sekolah, tapi yang terpenting justru informasi-informasi yang bersifat hiburan itu harus mencerdaskan. Saya kira penghayatannya harus ke situ,” tambahnya. (L/R10/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.