Jambi, MINA – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) telah berdampak buruk terhadap kualitas udara di Kota Jambi, Rabu (28/8). Berdasarkan data pemantauan realtime dari platform IQAir pada pukul 12.00 WIB udara di Kota Jambi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara dengan polutan utama PM2.5 terpantau berada diangka indeks AQI US 144 atau tidak sehat bagi kelompok sensitif meliputi anak-anak dan lansia. Sementara pada pukul 11.00 WIB kualitas udara Kota Jambi masuk kategori tidak sehat dan berwarna merah.
Hasil analisis Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyebutkan bahwa kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi ini diduga berasal dari Karhutla di tiga desa di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi.
Dari analisis citra satelit sentinel 2, yang dilakukan tim GIS KKI Warsi, karhutla di wilayah administrasi tiga desa: Rantau Panjang, Rondang, dan Londrang ini terpantau telah menghanguskan seluas 972 hektare lahan.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
Kebakaran ini sebagian besar terpantau di lahan gambut dengan kedalaman 100-200 centimeter. Dari pantauan satelit NOAA, titik panas di wilayah ini mulai tampak pada 25 Agustus 2024. Kemudian sehari setelahnya titik panas semakin banyak terpantau.
Pada tanggal 27 Agustus 2024, kobaran lidah api terpantau satelit sentinel 2. “Kita melakukan pemantauan sejak beberapa hari ini, apakah titik panas dari satelit NAOO, menggambarkan lahan kebakaran yang terlihat di satelit sentinel 2, kita tunggu tangkapan citra satelit yang baik, dan di tanggal 27 Agustus, terpantau memang ada kobaran api yang melanda wilayah itu,” kata Koordinator Divisi GIS KKI Warsi Askarinta Adi.
Menurut Askarinta kebakaran lahan ini ketika ditumpangsusunkan dengan peta perizinan terindikasi berada di areal perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Bumi Andalas.
Untuk dapat melihat areal kebakaran ini bisa dideteksi dengan melihat sejumlah citra satelit yang melintas Jambi. Ada satelit yang melaporkan titik panas, yaitu NAOO 20, NOAA 21, Terra Aqua dan SNVV. []
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama
Mi’raj News Agency (MINA)