Brussel, MINA – Juru bicara utama Komisi Uni Eropa (UE) untuk Kebijakan Luar Negeri, Peter Stano, mengatakan, melihat perkembangan baru-baru ini di Tepi Barat maka diperlukan membuka kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
“Uni Eropa mengikuti gejolak kekerasan baru-baru ini di Tepi Barat dengan sangat prihatin,” kata Peter dalam keterangannya kepada media seperti dikutip MEMO, Kamis (21/4).
Ia menegaskan bahwa UE menyerukan semua pihak agar menahan diri secara maksimal untuk tidak terjadinya kembali kekerasan dan menghindari segala bentuk provokasi.
“Peristiwa terbaru, menggarisbawahi sekali lagi perlunya memulihkan cakrawala politik, untuk membuka jalan menuju peluncuran kembali proses perdamaian sesegera mungkin antara Israel dan Palestina,” ujarnya.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Ia menambahkan, blok tersebut bekerja dengan kedua belah pihak, serta mitra internasional untuk mendukung peluncuran kembali negosiasi ini.
Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina sejak awal April, di tengah kampanye penangkapan Israel yang berulang di Tepi Barat yang diduduki. Ratusan warga Palestina terluka dalam serangan acak oleh pasukan penduduk Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Serangan pemukim harian ke situs (Masjid Al-Aqsa) untuk merayakan liburan Paskah Yahudi selama seminggu telah semakin mengobarkan situasi.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah tersebut sebagai Temple Mount, mengeklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Pendudukan Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (T/R6/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel