Yatim Piatu, Tunanetra Perlu Dikenalkan Al-Quran

Jakarta, 20 Ramadhan 1437/25 Juni 2016 (MINA) – Para piatu maupun penyandang masih memerlukan perhatian masyarakat untuk  terus dikenalkan dengan Al-Quran. Pasalnya, kondisi mereka yang  jauh dari kehidupan normal butuh peran sosial yang lebih dibanding yang lainnya.

Hal itu menjadi perhatian salah satu ormas Islam, , yang hampir setiap bulan suci Ramadhan mengadakan santunan untuk anak yatim dan penyandang tunanetra di Masjid Abu Bakar, , Jakarta.

Al-Irsyad menekankan pentingnya menghafal  Al-Quran untuk mendidik generasi anak yatim yang kehidupannya berbeda dengan anak pada umumnya. Karena tidak ada sanak saudara maupun orang tua, mereka para yatim butuh bantuan masyarakat untuk lebih mengenal Al-Quran.

Ketua acara bakti sosial tersebut Mansur mengatakan pada tahun ini, para peserta bakti sosial berjumlah 60 orang dari anak yatim piatu dan 20 penyandang tunanetra.

“Karena kami selalu menekankan pentingnya Al-Quran maka kami mengadakan uji hafalan kepada para peserta. Sebulan sebelumnya para peserta diminta untuk menghafal beberapa surat yang kami tentukan. Dan hari ini mereka harus membacanya di depan yang  lain, dan kami stimulasi ini dengan hadiah juara,” kata Faizah kepada MINA saat acara berlangsung.

Dia menambahkan, disamping uang dan tropi sebagai hadiah, para peserta juga mendapat bantuan santunan dari Wapres Jusuf Kalla dan keluarga berupa macam-macam kebutuhan sembako.

Salah satu peserta penyandang tunanetra, (41) dari Jakarta Timur mengungkapkan antusiasmenya mengikuti kegiatan ini. Meskipun harus membaca hafalannya di depan anak-anak muda, dia mengaku senang dengan kegiatan seperti ini.

Srikasih terlahir dalam kondisi tidak bisa melihat. Namun, dia mengungkapkan itu adalah hadiah dari Allah yang harus disyukuri. Dengan suaminya yang juga penyandang tunanetra, Srikasih dikarunia dua anak yang lahir dalam kondisi normal.

Dalam kegiatan ini, pengurus besar Al-Irsyad membuat tiga kategori pemenang yang mana masing-masing kategori berisikan juara 1, 2 dan 3. Para pemenang dari tiga kategori (tunanetra, SMP, dan SMA) diberikan uang sebesar 200-800ribu dengan tambahan piala untuk memotivasi mereka melanjutkan hafalan Al-Quran-nya setelah acara selesai.

Faizah mengharapkan kegiatan ini akan terus berlangsung untuk mendidik generasi muda maupun tua dalam mengenal lebih dekat Al-Quran. Karena menurutnya kasus-kasus mengerikan yang terjadi akhir-akhir di nusantara merupakan salah satu bukti kurang kenalnya masyrakat dengan Al-Quran.

“Kalau kita memahami Al-Quran, tidak akan lagi kasus pembunuhan, pelecehan dan lainnya yang kita lihat sangat mengerikan akhir-akhir ini,” pungkasnya.(L/R04/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)