682 Politisi dan Akademisi Minta Biden Lindungi HAM Palestina

Washington, MINA – Sebanyak 682 tokoh politik, akademisi, aktivis perdamaian, dan peraih Nobel menyerukan kepada Presiden AS untuk menghormati komitmennya mengenai perlindungan hak-hak , dan untuk mengakhiri penindasan .

Para penandatangan, dalam sebuah surat terbuka yang diterbitkan awal pekan ini, mendesak Biden untuk menempatkan “hak asasi manusia di pusat kebijakan luar negeri AS” dan untuk “membantu mengakhiri dominasi dan penindasan yang dilembagakan Israel terhadap rakyat Palestina”, Press TV melaporkan Sabtu (19/6).

“Perdamaian yang berkelanjutan dan adil – untuk semua orang – akan tetap sulit dipahami jika kebijakan AS berpegang pada status quo politik tanpa keadilan dan akuntabilitas,” bunyi surat itu.

Baca Juga:  UML Adakan Aksi Bela Palestina dan Kutuk Kejahatan Israel

“Ke depan, Amerika Serikat harus mengatasi akar penyebab kekerasan, yang telah diabaikan oleh pemerintahan berturut-turut. Pemerintahan Anda harus menerapkan tekanan diplomatik bersama untuk membantu mengakhiri diskriminasi dan penindasan sistemik yang terus meluas dan memastikan akuntabilitas bagi otoritas Israel yang melanggar hak-hak Palestina,” tulis kelompok itu.

Para penandatangan termasuk mantan jaksa agung Israel Michael Ben-Yair; mantan pembicara Knesset Avraham Burg; mantan Presiden Irlandia Mary Robinson; Peraih Nobel Perdamaian 2011 Tawakkol Karman; akademisi Israel Ilan Pappe; profesor Amerika Noam Chomsky; dan sejumlah anggota parlemen Inggris.

Setidaknya 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, tewas dalam pemboman Israel di Jalur dalam 11 hari perang yang dimulai pada 10 Mei. Serangan udara Israel juga membawa kehancuran yang meluas ke wilayah yang sudah miskin itu.

Baca Juga:  OKI Apresiasi Peran Gambia dalam Membela Rohingya

Gerakan perlawanan yang berbasis di Gaza menanggapi dengan meluncurkan lebih dari 4.000 roket ke wilayah , beberapa mencapai sejauh Tel Aviv, bahkan Haifa dan Nazareth di utara.

Rezim Israel akhirnya terpaksa mengumumkan yang ditengahi oleh Mesir, yang mulai berlaku pada dini hari tanggal 21 Mei.

Selama serangan Israel di Jalur Gaza yang terkepung, Biden mendapat kecaman karena tidak menyerukan gencatan senjata segera. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.