AWG: Al-Aqsa Lebih Berharga dari Potensi Keuntungan Normalisasi

Cileungsi, Kab. Bogor – Menanggapi keputusan hubungan , Lembaga Kemanusiaan (AWG) menegaskan bahwa kemuliaan Masjid Al Aqsa dan Tanah jauh lebih berharga dari semua potensi keuntungan normalisasi hubungan dengan .

“Kami mengingatkan kepada para Pemimpin UEA bahwa kemuliaan Masjid Al Aqsa dan tanah Palestina yang Allah berkahi jauh lebih berharga dari semua potensi keuntungan yang mungkin didapat dari hubungan dengan Israel dan ,” ujar Ketua AWG Agus Sudarmaji dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Rabu (2/9).

“Ingatlah Masjid Al Aqsa dan Palestina adalah wakaf umat Islam sedunia yang tidak boleh dikuasai oleh siapa pun namun dijaga agar tetap mulia dan terhormat sampai hari kiamat.  Bila hubungan itu diteruskan maka bukan keuntungan yang akan didapat melainkan kerugian bahkan kehancuran buat UEA bahkan buat negara-negara di kawasan tersebut,” tambahnya.

Agus juga mengatakan, kesepakatan itu merupakan musibah yang besar tidak saja bagi bangsa Palestina namun juga bagi bangsa Arab di Teluk dan kaum muslimin di seluruh dunia bahkan bagi siapa pun yang ingin melihat tegaknya keadilan dan perdamaian dunia.

“Secara khusus bagi bangsa Palestina, kesepakatan tersebut ibarat menikam di belakang punggung ketika rakyat Palestina sedang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya,” katanya.

Menurutnya, sikap para pemimpin UEA yang membuka hubungan dengan Israel menjadi petunjuk bahwa mereka kehilangan orientasi perjuangan dan telah tunduk di bawah kepentingan Israel dan Amerika Serikat yang sama sekali tidak menguntungkan bangsa Palestina dan bangsa Arab di kawasan Teluk.

“Kami mendoakan kiranya Allah yang akan menguatkan bangsa Palestina dan semua pihak yang mendukung perjuangannya untuk meraih kemerdekaan dan untuk terbebaskannya Masjid Al Aqsa yang mulia dan Allah mengembalikan mereka yang tersesat kepada jalan yang benar,” pungkasnya.

Pada 13 Agustus, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai antara UEA dan Israel yang ditengahi oleh Washington.

Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Tel Aviv atas Tepi Barat yang diduduki, namun, para penentang yakin upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel telah melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik atau lainnya dengan negara pendudukan itu.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pada 17 Agustus bahwa aneksasi bukan dibatalkan, tetapi ditunda. (R/R7/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Comments are closed.