Bolivia Dukung Afsel Ajukan Kasus Genosida Israel ke ICJ

La Paz, MINA – Negara Latin Bolivia mengikuti pernyataan Malaysia dan Turkiye dalam mendukung tindakan hukum Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida yang dilakukan terhadap warga di .

Kementerian Luar Negeri Bolivia mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa (9/1), pihaknya bergabung dalam kasus ini sebagai penandatangan Konvensi Genosida. New Arab melaporkannya.

Bolivia menyebutkan alasannya sebagai bentuk “komitmen terhadap perdamaian dan keadilan”.

Sementara Kementerian Luar negeri Yordania juga mengatakan Amman akan mendukung langkah Afrika Selatan.

“Afrika Selatan mengambil langkah bersejarah dalam membela rakyat Palestina,” tambah pernyataan Bolivia.

Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa Bolivia, bersama dengan Afrika Selatan, Bangladesh, Komoro dan Djibouti, pernah mengajukan permintaan kepada Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), pengadilan internasional terpisah yang mengadili individu, untuk menyelidiki situasi di Palestina, pada tanggal 17 November 2023.

Baca Juga:  PP Muhammadiyah: Jangan Bosan Dukung Kemerdekaan Palestina

Bolivia menjadi negara Amerika Latin pertama yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, menuduh Israel melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan” di Gaza pada bulan Oktober 2023.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani, yang mengutuk tindakan militer Israel di Gaza sebagai tindakan yang “agresif dan tidak proporsional”.

Mamani mengatakan Bolivia ingin Israel mengakhiri blokade yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Gaza yang memberlakukan larangan “masuknya makanan, air, dan elemen penting lainnya bagi kehidupan” setelah tanggal 7 Oktober dengan hanya pasokan terbatas.

Negara-negara Amerika Latin lainnya, seperti Kolombia dan Chile, juga mengikuti langkah serupa dengan menarik kembali diplomat mereka dari Israel pada hari yang sama dengan pengumuman Bolivia.

Baca Juga:  Delegasi Hamas ke Doha setelah Perundingan di Mesir Berakhir

Negara-negara beraliran kiri di Amerika Latin secara historis menunjukkan terhadap perjuangan Palestina, sementara kelompok Kristen sayap kanan dan Evangelis di benua tersebut cenderung mendukung Israel.

Bolivia sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009 karena tindakannya di Gaza.

Hubungan kedua negara baru membaik pada tahun 2020, tetapi Bolivia kembali menjadi sangat kritis terhadap Israel setelah Israel mulai membombardir Gaza. (T/RS2/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.