Beijing, MINA – China tidak akan lagi menerbitkan angka harian untuk kasus dan kematian akibat COVID-19, kata Komisi Kesehatan Nasional (NHC) pada Ahad (25/12), mengakhiri praktik yang dimulai pada awal 2020.
Kota-kota di seluruh China sedang berjuang dengan lonjakan kasus virus, yang mengakibatkan rak-rak apotek kosong serta rumah sakit dan krematorium meluap, setelah Pemerintah Beijing tiba-tiba membongkar kebijakan nol-COVID-nya awal bulan ini.
Keputusan untuk menghapus laporan angka virus harian muncul di tengah kekhawatiran bahwa gelombang infeksi yang berkembang di negara itu tidak tercermin secara akurat dalam statistik resmi, Al Jazeera melaporkan.
Beijing pekan lalu mengakui skala wabah telah menjadi “mustahil” untuk dilacak setelah berakhirnya pengujian massal wajib.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pekan lalu, China juga mempersempit kriteria penghitungan kematian akibat COVID-19 – sebuah langkah yang menurut para ahli akan menekan jumlah kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.
NHC tidak memberikan penjelasan atas keputusannya untuk berhenti merilis data harian COVID.
“Mulai hari ini, kami tidak akan lagi mempublikasikan informasi harian tentang epidemi tersebut,” kata NHC.
“Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China [CDC] akan menerbitkan informasi tentang wabah tersebut untuk tujuan referensi dan penelitian,” kata NHC, tanpa menyebutkan jenis atau frekuensi informasi yang akan dipublikasikan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam