Freedom Flotilla akan Berlayar Pertengahan April Bawa Bantuan 5.500 Ton ke Gaza

Foto: freedomflotilla.org

Madrid, MINA – Coalition (FCC) akan mengirimkan beberapa kapal yang membawa 5.500 ton bantuan kemanusiaan, dan ratusan pengamat internasional ke Jalur yang diblokade pada pertengahan April.

Pelayaran ini bertujuan untuk ‘menantang blokade ilegal Israel di Jalur Gaza.’

“Menolak kendali Israel atas masuknya bantuan kemanusiaan, FFC tidak akan mengizinkan Israel untuk memeriksa kiriman tersebut,” kata badan amal Rumbo a Gaza, perwakilan Freedom Flotilla cabang Spanyol dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/4), demikian dikutip Middle East Monitor.

Ia mengatakan, demi keselamatan semua orang, dan memastikan bantuan menjangkau mereka yang membutuhkan, FFC akan mendatangkan ratusan pengamat kemanusiaan internasional dari berbagai negara dan latar belakang berbeda.

Rumbo a Gaza mengatakan, pihaknya juga mengirimkan misi darurat untuk membantu meringankan “kelaparan di Gaza utara, dan bencana kelaparan di seluruh Jalur Gaza sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Israel yang sengaja membuat rakyat Palestina kelaparan sampai mati.”

FFC juga menyalahkan komunitas internasional karena membiarkan Israel mengendalikan bantuan yang sampai ke Gaza. Mereka menyerukan sanksi terhadap Israel.

Rumbo a Gaza mengatakan, Israel tidak mematuhi keputusan Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk berhenti memblokir masuknya bantuan kemanusiaan.

“Israel telah lama gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai kekuatan pendudukan untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan warga Palestina,” ujarnya.

Dalam laman resmi freedomflotilla, Ismail Moola, bagian organisasi FFC dari Afrika Selatan juga menegaskan, putusan pengadilan menuntut setiap orang melakukan bagian mereka untuk menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

“Sampai pemerintah kita memimpin respons kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, masyarakat yang mempunyai hati nurani, dan organisasi akar rumput kita harus bertindak untuk menghentikan genosida di Gaza. Ketika pemerintah kami gagal, kami berlayar!,” tegas Moola.

Pengumuman organisasi tersebut muncul setelah pasukan Israel menyerang dan membunuh tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen.

Koalisi Freedom Flotilla dibentuk setelah misi Freedom Flotilla 2010, di mana pasukan Israel membunuh sepuluh warga sipil Turki, dan melukai 30 lainnya saat menyerang kapal armada di perairan internasional.

Koalisi ini menyatukan organisasi-organisasi yang berupaya mengakhiri blokade Israel di Gaza dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk Turki, Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Afrika Selatan, dan lainnya. (T/R6/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.