Jakarta, 16 Jumadil Akhir 1438/15 Maret 2017 (MINA) – Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI menargetkan 20 juta umat untuk ikut mengawasi proses pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 agar terhindar dari praktik kecurangan di tempat-tempat pemungutan suara (TPS).
“Kalau bisa 20 juta umat Islam ikut awasi pilkada Jakarta. Ini belajar dari kasus kecurangan dan kasus kekerasan yang telah terjadi. Jadi ikut mengawasi, tapi tidak boleh mengintimidasi atau memprovokasi dan lain-lain,” kata ketua tim advokat GNPF MUI Kapitra Ampera di Jakarta, Rabu (15/3).
Kapitra mengharapkan nantinya pada setiap TPS akan diawasi 100 sampai seribu orang agar pelaksanaan pencoblosan sampai penghitungan suara lancar dan jujur. “Supaya tidak ada kecurangan dan tidak ada kekerasan lagi,” kata dia.
Kapitra menuturkan, gerakan ini didasari semangat untuk mendorong pilkada Jakarta putaran kedua berlangsung tertib dan damai mulai dari sebelum pemilihan sampai pasca pemilihan.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Kapitra mengungkapkan GNPF sudah menangkap potensi terjadinya kecurangan menjelang pilkada. Itu sebabnya, Program Tamasya Al-Maidah akan diluncurkan dalam waktu dekat.
Kapitra mengatakan gerakan ini telah disambut umat muslim dari berbagai daerah di Indonesia.
“Sudah ada yang datang ke Jakarta, dari Kalimantan,” kata dia.
Ia menuturkan bahwa jika nantinya banyak umat Islam dari daerah benar-benar datang ke Jakarta menjelang pilkada Jakarta putaran kedua tanggal 19 April 2017, mereka bisa menginap di masjid-masjid yang tersedia di Jakarta.
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
“Di masjid-masjid kan terbuka, itu rumah Allah. Seperti pengalaman aksi 2 Desember, mereka pakai dana sendiri, ada yang menginap di hotel dan lain-lain,” tandasnya. (L/R06/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan