PERLU SDM PERBANKAN SYARIAH HANDAL JELANG MEA 2015

Perbankan Syariah
acara seminar nasional dengan tema “ Penyiapan SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA 2015 di Universitas Prof. DR. Moestopo (beragama), Sabtu (11/10) (Foto: MINA)
acara seminar nasional dengan tema “ Penyiapan SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era 2015 di Universitas Prof. DR. Moestopo (beragama), Sabtu (11/10) (Foto: MINA)

Jakarta, 17  Dzulhijjah 1435/ 11 Oktober 2014 (MINA) – Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (), Mustafa Edwin mengatakan, menghadapai Masyaratkat Ekonomi Asean (MEA) 2015, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mampu berkompeten dan bersaing dengan negara lain untuk dapat mengembangkan Perbankan syariah di Indonesia.

“Kita akan menghadapi MEA tahun depan, tapi saat ini yang menjadi kendala adalah masalah SDM perbankan syariah  yang masih terbatas. Pendidikan formal untuk mencetak Sumber Daya Insani (SDI), belum terintegrasinya sistem perekrutan, penempatan dan pembinaan, belum meratanya kompetensi SDI di semua level pelayanan” katanya pada acara seminar nasional di Universitas Prof. DR. Moestopo (beragama), Sabtu.

Pada seminar nasional dengan tema “ Penyiapan SDM Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah Era MEA 2015” tersebut Mustafa mengatakan, Inbdonesia pasti bisa dan mampu meningkatkan efesiensi, kreatifitas dan potensi dalam persaingan tenaga kerja dengan negara ASEAN untuk meningkatkan pemasaran produk-produk Indonesia.

“Pertumbuhan perbankan yang sangat pesat ini perlu perbaikan-perbaikan secara bertahap, khususnya pada mahasiswa perguruan tinggi harus lebih mendukung sistem ekonomi islam ini” katanya.

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar dengan kekayaan dan keanekaragaman Sumber Daya Alam yang luas tapi pendapatan perkapita Indonesia masih relatif kecil dan inflasi masih tinggi, jumlah asset perbankan syariah masih belum mampu menembus lima persen dari total pangsa pasar perbankan pada umumnya.

Selanjutnya, dalam acara yang sama, Mukhaer Pakhana, Ketua Departemen kurikulum DPP IAEI mengatakan , kurikulum ekonomi Islam belum seragam, maka perlunya konsep dan pengayaan, tapi sudah ada titik temu setiap kampus ada kordinasi sendiri, perlunya kerjasama dengan kampus-kampus.

“Output Perguruan Tinggi Umum (PTU) banyak dinilai kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang syariah” katanya.

Sementara, Andrianto Daru, Kepala divisi operasional PT Bank BNI Syariah , mengatakan, Peran institusi pendidikan ekonomi syariah dengan menyiapkan sumber daya insani bagi kebutuhan jasa perbankan syariah yang berorientasi pada industri perbankan Indonesia, mengembangkan studi tentang model proses bisnis perbankan syariah yang cocok diterapkan dalam kondisi lingkungan bisnis Indonesia, mengembangkan studi model menejemen risiko perbankan syariah.

Sementara itu pula, Deny Hendrawati SH, Direktur Utama PT Bank Panin Syariah Tbk mengatakan, peran serta industri perbankan syariah dalam menyongsong Era Masyarakat Ekonomi Asean selayaknya dimulai dengan mencermati daya saing perbankan syariah di Indonesia dalam lingkup Asean.

“Di sisi lain bank syariah di Indonesia memiliki serangkaian kelemahan yang harus diperbaiki di antaranya rendahnya jaringan dan pemanfaatan teknologi, kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, terbatasnya variasi produk yang belum dipasarkan secara optimal, serta kurangnya dukungan dan koordinasi pemerintah” tambahnya. (L/P005/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0