HRW TUDING THAILAND PISAHKAN ANGGOTA KELUARGA MUSLIM UIGHUR

Bangkok, 24 Ramadhan 1436/12 Juli 2015 (MINA) – Organisasi kemanusiaan Human Rights Watch () menuding Pemerintah sengaja memisahkan anggota keluarga ketika memutuskan siapa yang akan diizinkan pergi ke dan siapa yang dipulangkan ke bulan ini.

Sunai Phasuk, perwakilan HRW Thailand pada Sabtu (11/7) mengatakan kepada Bangkok Post, anggota keluarga perempuan dan yang muda dikirim ke Turki, sementara kaum laki-laki dan beberapa wanita dewasa dikirim ke Cina.

“Tidak lama setelah pemerintah Thailand dipuji karena mengirimkan lebih 170 wanita ke Turki dan anak-anaknya ke negara pilihan mereka, pada waktu yang sama pemerintah membuat kebijakan memulangkan orang-orang Turki () ke negara di mana mereka tidak ingin pergi,” kata Phasuk .

HRW menekankan dalam sebuah pernyataan sehari sebelumnya, pendeportasian Muslim Uighur menghadapi risiko penganiayaan di Cina, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Warga Uighur yang sebelumnya dipaksa pulang ke Cina menghadapi penangkapan sewenang-wenang dan penahanan, serta penuntutan pidana,” katanya.

Namun pada Sabtu, pemerintah Thailand membantah tuduhan itu.

“Kebijakan kami adalah tidak memisahkan keluarga dan polisi imigrasi melakukan yang terbaik untuk menerapkan kebijakan itu,” kata Anusit Kunakorn, Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Thailand, kepada Thailand Post.

Kunakorn menegaskan, 140 perempuan dan 32 anak-anak Uighur dikirim pada 2 Juli ke Turki dengan dukungan dari pemerintah Turki.

Phasuk sebelumnya mengatakan, 173 orang yang dikirim ke Turki, yang berarti jika benar, hanya satu orang yang tidak berada di pesawat.

Phasuk mengatakan, kelompok yang dikirim ke Cina pada Kamis termasuk 85 pria dan 24 wanita yang diverifikasi sebagai warga negara Cina oleh pemerintah Cina.

“Sebagian terlibat dalam kesalahan,” tambahnya.

Menurut polisi imigrasi Thailand, saat ini ada 60 warga Muslim Uighur masih ditahan di Thailand dengan rincian 52 pria, empat wanita dan empat anak-anak. Verifikasi kewarganegaraan mereka sedang menjalani proses.

Pemerintah Thailand telah menghadapi gelombang kritik dari Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat bersama dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dan kelompok hak asasi manusia, terkait deportasi warga Muslim Uighur kembali ke Cina.

Sebagian besar media Thailand juga telah mengkritisi pemerintahnya.

“Jika (Uighur yang dideportasi ) sudah menghadapi tuduhan kriminal, tentu saja dugaan janji Cina untuk memperlakukan mereka dengan baik adalah palsu,” tulis Thailand Post pada editorial Sabtu. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0