IMAM AL-ABBASI SEBUT DUA SYARAT PEMBEBASAN MASJID AL-AQSHA

Syeikh Aly Omar Yakob Al-Abbasi, Imam Besar Masjid Al-Aqsha, saat menghadiri Konferensi Internasional Pembebasan Masjid Al-Aqsha pada 2012 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (Foto: Al-Fatah)
Syeikh Aly Omar Yakob Al-Abbasi, Imam Besar , saat menghadiri Konferensi Internasional Pembebasan Masjid Al-Aqsha pada 2012 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. (Foto: Al-Fatah)

Jakarta, 16 Jumadil Akhir 1436/5 April 2015 (MINA) – Amir Taklim Jama’ah Muslimin Pusat, Mukhlisin, mengutip pernyataan Imam Syeikh Aly Omar Yakob Al-Abbasi yang menyebutkan dua syarat pembebasan Masjid Al-Aqsha di Al-Quds (Yerusalem), Palestina.

“Syeikh Al-Abbasi mengatakan, untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha yang saat ini dikuasai oleh Israel, ada dua. Pertama, adanya kepemimpinan umat Islam di tengah-tengah kaum Muslimin,” kata Mukhlisin di depan ratusan jamaah Tablig Akbar di Jakarta Barat, Ahad (5/4).

“Kedua, dengan Al-Quran,” katanya, mengutip perkataan Imam Besar Masjid Al-Aqsha ketika berkunjung di Indonesia tahun 2012, di mana Mukhlisin selalu mendampingi sebagai penerjemah.

Syeikh Al-Abbasi adalah Imam Besar Masjid Al-Aqsha yang garis nasabnya sampai kepada paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abbas bin Abdul Muthalib.

Menurut Mukhlisin yang juga aktif sebagai aktivis “pembebasan Masjid Al-Aqsha”, kebangkitan kaum Muslimin ditandai dengan maraknya lembaga-lembaga tahfiz Al-Quran di Indonesia, bahkan berkembang di sekolah-sekolah.

Mukhlisin mengisahkan sejarah pembebasan Masjid Al-Aqsha di masa Khalifah Umar bin Khaththab, di mana di sepertiga malam, angkasa berdengung seperti lebah oleh bacaan Al-Quran ribuan pasukan Muslimin di perkemahannya.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) telah mendeklarasikan gerakan “Pembebasan Masjid Al-Aqsha” sejak 2006 dengan cara-cara damai yang dipimpin oleh imamnya, (alm) Muhyiddin Hamidy.

Jamaah ini mensosialisasikan tentang kondisi buruk dan betapa pentingnya masjid suci ketiga Muslimin itu dengan berbagai cara, seperti Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha, tablik akbar, seminar-seminar, hingga konferensi internasional.

Perjuangan tersebut kini dilanjutkan oleh Imam Yakhsallah Mansur, penerus Imam Hamidy sebagai Imam Jama’ah Muslimin (Hizbullah), katanya. (L/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0