Jakarta, 14 Dzulhijjah 1435/8 Oktober 2014 (MINA) – Indonesia mengirim delegasi ke Konferensi Donor Internasional di Mesir, 12 Oktober mendatang, dipimpin Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiwiek Setyawati Firman.
“Kami akan berangkat bersama tim pada Jumat (10/10) dini hari mendatang,” kata Kasubdit Polkam Direktorat Timur Tengah kemenlu, Denny Lesmana kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di lantai 5, gedung Kemenlu, Jakarta, Rabu siang.
Ia mengatakan, secara resmi Indonesia mengakui negara Palestina pada 16 November 1988, sehari setelah deklarasi Palestina pada 15 November 1988. Setelah itu pada 1989 membuka kedutaan Palestina di Jakarta, Indonesia.
“Sampai saat ini, Indonesia mempunyai 128 program dan training bagi 1257 warga Palestina yang dilakukan oleh kementerian-kementerian di seluruh Pemerintah Indonesia,” kata Deny.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Ia menambahkan, negara Mesir menjadi tuan rumah Konferensi donor Internasional, sedangkan negara Norwegia yang akan memimpin Komite Internasional membahas bagaimana membangun kehancuran di Gaza setelah serangan 51 hari Israel berlangsung ke wilayah yang diblokade itu.
“Terkait dengan konferensi donor ini, Indonesia akan membantu Satu Juta Dolar untuk pembangunan Gaza,” ujarnya.
Sementara itu, Lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Commettee (MER-C) menyampaikan, rakyat Indonesia telah memberikan sumbangan kepada rakyat Palestina berupa Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) yang sudah selesai bangunan fisiknya, sekarang dalam masa mengisi alat kesehatannya.
MER-C meminta kepada Kemlu untuk membantu memberika izin kepada para tokoh yang akan pergi pada peresmian RS Indonesia Desember nanti.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Selain MER-C, acara diskusi dengan pihak Kemlu tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari LSM lainnya, yaitu M. Rudi (Sekjen BSMI), Rully Barlian (Direktur Progam PKPU), Imam Akbar (ACT), Ari Achmad Arif (KNRP), dan Chamid Riyadi (MINA).
Serangan terbaru Israel ke Gaza dimulai pada 7 Juli dan berlangsung selama 51 hari, menyebabkan sedikitnya 2.148 warga Palestina meninggal dan melukai lebih dari 11.000 lainnya. Menurut laporan, sekitar 20.000 rumah hancur dan ribuan sekolah rusak oleh rudal Israel.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Palestina, Muhammad Mustafa, menyatakan konferensi diharapkan akan menghasilkan upaya internasional dalam membawa masuk bantuan bahan bangunan ke Gaza agar bangunan-bangunan yang hancur bisa segera kembali dibangun.
Dia mengatakan sejumlah besar warga Gaza telah mampu kembali ke rumah mereka setelah terjadinya gencatan senjata beberapa waktu lalu, namun masih ada lebih dari 100.000 orang dari 20.000 keluarga yang masih tinggal di luar rumah mereka.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Setelah serangan itu, sektor pertanian di Gaza menderita kerugian sebesar 550 juta dolar AS atau sekitar 6,69 triliun rupiah, sedangkan kerugian sektor industri melebihi satu miliar dolar AS atau sekitar 12,16 triliun rupiah. Tingkat pengangguran meningkat menjadi 55 persen, naik 39 persen dari sebelum serangan.
Jalur Gaza memerlukan sekitar 7,5 miliar dolar AS atau sekitar 91,19 triliun rupiah untuk kembali melakukan rekonstruksi bangunan-bangunan yang hancur. (L/P010/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain