Inilah Perusak Ukhuwah

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

atau persaudaraan tidak selamanya berjalan mulus dan tanpa kendala. Jika persaudaraan itu tidak dilandasi rasa iman dan semata-mata karena Allah, maka semua akan menjadi berantakan di tengah jalan. Bangunan ukhuwah yang dibangun oleh seorang muslim adalah modal utama untuk membangun sendi-sendi kesuksesan lainnya. Tanpa ukhuwah yang kuat, maka bagaimana mungkin ridho dan pertolongan Allah akan diperoleh.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam  bersabda, “Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling memutuskan hubungan dan janganlah sebagian kamu menyerobot transaksi sebagian yang lain, jadilah kalian hamba-hamba  yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya (tidak memberikan pertolongan kepadanya), mendustainya dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu berada di sini, beliau menunjuk dadanya tiga kali. Cukuplah seorang (muslim) dianggap (melakukan) kejahatan karena melecehkan saudara muslimnya. Setiap muslim atas muslim lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Hadis di atas mengajarkan kepada setiap muslim sebagian hal-hal yang bisa menjadi penyebab rusaknya ukhuwah .

ukhuwah seperti disebutkan di atas penjelasannya antara lain; pertama, larangan saling mendengki. Berkata Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam, “Tidak boleh saling mendengki sebagian kalian terhadap sebagian yang lain. Dengki yaitu perasaan tidak suka kalau ada orang lain mengunggulinya dalam salah satu keutamaan yang dimilikinya.”

Kedua, larangan saling menipu. Menurut Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam berkata, “Banyak sekali ulama yang menafsirkan katan ‘an-najsy’ di sini dengan arti meninggikan penawaran harga barang yang dilakukan oleh orang yang tidak akan membelinya, mungkin untuk memberikan manfaat bagi penjual dengan adanya tambahan harga, atau untuk mencelakakan pembeli dengan meninggikan harga yang harus dibayar.

Ketiga, larangan saling membenci. Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Imam Muhammad Hayat As-Sindi berkata, “Janganlah kalian melakukan apa yang akan menyebabkan saling membenci karena itu akan menyebabkan bermacam-macam kerusakan di dunia dan bencana di akhirat.”

Keempat, larangan saling memutuskan hubungan (silaturahim). Al-Imam Al-‘Allamah Ibnu Daqiqil ‘Ied berkata, “Makna ‘tadabaru’ adalah saling bermusuhan, dan ada pula yang mengatakan saling memutuskan hubungan karena masing-masing saling membelakangi.”

Kelima, larangan menyerobot transaksi saudara sesama muslim. Asy-Syaikh As-Sindi berkata, “Ada salah seorang di antara kamu mengatakan kepada orang yang menawar dagangan orang lain, ‘tinggalkanlah, aku akan jual kepadamu dengan harga yang lebih murah’, atau mengatakan kepada orang yang hendak menjual dagangannya kepada seseorang, ‘tinggalkanlah, aku akan membeli darimu dengan harga yang lebih tinggi’.”

Semua perbuatan yang disebutkan dalam hadis di atas menafikan ukhuwah Islamiyah, karena seorang mukmin itu mencintai apa yang dicintai untuk saudaranya seperti apa yang dicintai untuk dirinya.

Nabi Shallallahu alaihi Wa Sallam  bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi seperti tubuh, jika salah satu anggota tubuh terasa sa-kit, maka seluruhnya tidak akan bisa tidur dan demam.” (Muttafaq ‘Alaih).

Semoga Allah Ta’ala menguatkan bangunan ukhuwah di antara umat Islam, sehingga ridho Allah akan datang, kekuatan kebersamaan akan terus terjalin dan terawat, wallahua’lam.(RS3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.