ISIS DITUDUH GUNAKAN SENJATA KIMIA

Warga dan anak Suriah panik oleh serangan mortir di daerah sipil. (Foto: dok. ARA News)
Warga dan anak panik oleh serangan mortir di daerah sipil. (Foto: dok. ARA News)

Aleppo, 11 Dzulqa’dah 1436/26 Agustus 2015 (MINA) – Sumber medis di kota Marae, Suriah utara telah menuding pejuang Islamic State (/Daesh) menggunakan dalam serangannya terhadap kota.

Lembaga medis Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan dalam sebuah laporan pada Selasa (25/8), mereka telah menangani empat anggota keluarga Suriah yang menderita “kesulitan bernapas dan lecet mengembang” setelah mortir menghantam rumah mereka di kota Marea, utara Aleppo.

Sementara itu, Perhimpunan Medis Amerika Suriah juga menyatakan, mereka telah menerima 50 pasien yang menunjukkan gejala paparan bahan kimia.

Sumber-sumber lokal di Marea melaporkan, mortir ditembakkan dari desa timur kota yang dikuasai oleh ISIS Jumat lalu.

Manajer MSF di Suriah, Pablo Marco mengatakan dalam sebuah pernyataan, gejala klinis berubah dari waktu ke waktu, dan pasien memberi kesaksian tentang kondisi keracunan oleh paparan bahan kimia.

Berbicara kepada ARA News di Aleppo yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), aktivis hak-hak sipil Abdulrahman al-Tayyib mengatakan, lebih 50 mortir ditembakkan oleh ISIS ke kota Marea, Jumat (21/8). Sebagian besar cangkang peluru mengandung sulfur mustard, yang menyebabkan korban serius di kalangan warga sipil.

“Rakyat Suriah telah terkena serangan kimia beberapa kali. Rezim Assad telah menggunakan bahan kimia selama serangan terhadap wilayah sipil selama bertahun-tahun, dan sekarang ISIS memperoleh senjata yang dilarang ini dan mulai menggunakannya kepada orang-orang kami. Masyarakat internasional harus turun tangan sebelum penggunaan senjata kimia di Suriah meningkat,” kata Tayyib.

Awal bulan ini, Pusat Komando Amerika Serikat menuding ISIS menggunakan bahan kimia dalam serangannya terhadap pasukan Kurdi di Suriah utara.

Laporan adanya serangan sulfur mustard kepada pejuang Peshmerga Kurdi di Irak juga sedang diselidiki. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0