Israel Kecam Larangan Malaysia Terhadap Atletnya

Tel Aviv, MINA – mengutuk larangan Malaysia atas partisipasi Israel dalam acara-acara olahraga internasional yang diselenggarakan oleh negara itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon dalam sebuah pernyataan mengatakan, keputusan itu diilhami oleh “” dari Perdana Menteri Mahathir Mohamad, demikian dilansir dari FMT News, Jumat (18/1).

“Ini memalukan dan sama sekali menentang semangat Olimpiade. Israel mengutuk keputusan itu, yang terinspirasi oleh anti-Semitisme fanatik PM Malaysia Mahathir,” ujarnya.

Nahshon meminta Komite Paralimpik Internasional (IPC) yang menyelenggarakan kompetisi, mengubah venue jika tidak dapat membujuk Malaysia untuk mencabut keputusannya.

Malaysia adalah negara mayoritas yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Negara Jiran itu mengumumkan, mereka akan melarang warga Israel dari acara apa pun di negara Asia Tenggara.

Baca Juga:  Dicap Lakukan Genosida di Gaza, Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Larangan itu muncul setelah Kuala Lumpur melarang atlet Israel turut serta dalam kejuaraan Renang Para Dunia pada bulan Juli mendatang.

Perenang dari sekitar 70 negara diperkirakan akan bersaing di kejuaraan pada 29 Juli – 4 Agustus di Sarawak. Acara tersebut merupakan tonggak penting menuju Tokyo Paralympics tahun depan.

Komite Paralimpik Internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “sangat kecewa dengan sikap pemerintah Malaysia” dan dewan pengurus IPC akan membahas masalah itu pada sebuah pertemuan di London pekan depan.

Ribuan orang di Malaysia dan Indonesia turun ke jalan pada Desember 2017 untuk memprotes keputusan Washington yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menteri Luar Negeri Saifuddin Abdullah mengatakan, Malaysia akan terus mengambil posisi yang kuat pada nasib rakyat Palestina.

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

“Ini tentang pertempuran atas nama yang tertindas,” katanya.

Sebelumnya, atlet Israel telah dilarang oleh negara-negara yang tidak mengakui Israel. Mereka juga berkompetisi dalam acara di negara-negara Arab tanpa simbol nasional, biasanya di bawah bendera federasi olahraga yang menjalankan acara tersebut. (T/Ast/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.