Kajian Al-Zalzalah: Saat Gempa Bumi Berguncang

 Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA

Saat , bahkan berguncang seguncang-guncangnya, dan bumi mengeluarkan segala kandungan isinya, itulah salah satu pertanda datangnya Hari Kiamat.

Allah menyebutnya di dalam Surat Al-Zalzalah, yang artinya keguncangan:

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3)

Artinya: “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)-nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”. (QS Al-Zalzalah: 1-3)

Begitulah bagaimana Allah mengabarkan apa yang akan terjadi pada Hari Kiamat. Saat itu bumi berguncang begitu dahsyatnya dengan seguncang-guncangnya dan meruntuhkan segala yang ada di atasnya.

Bukan hanya itu, juga mengeluarkan segala isi yang dikandungnya. Ada air, tanah, minyak, gas, api, hingga mayat-mayat dan tulang-belulang, dan sebagainya dikeluarkan dari isi perut bumi.

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ (3) وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ (4)

Artinya: “Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS Al Insyiqaq: 3-4).

Pada ayat lain Allah memperingatkan agar manusia senantiasa menjaga iman dan takwa, sebelum datangnya gempa bumi yang paling dahsyat.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya keguncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat.” (QS Al-Hajj: 1).

Bumi Pun Berbicara

Ketika terjadi Hari Kiamat itu, bumi pun berbicara, menjadi saksi atas perbuatan manusia yang pernah dilakukan di atasnya.

Ayat selanjutnya dari surat Al-Zalzalah menyebutkan:

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

Artinya: “Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.”

Ulama terdahulu, Syaikh As-Sa’di menerangkan maknanya adalah bahwa bumi kelak akan menjadi saksi bagi setiap orang yang telah berbuat dahulu di atasnya.

Bumi pun menjadi saksi amalan setiap hamba-hamba-Nya. Allah juga memerintahkan bumi untuk memberitahukan amalan-amalan manusia, dan perintah ini harus dijalankan.

Mentadabburi ayat-ayat tersebut, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan bahwa orang-orang yang senantiasa berdzikir di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di Hari Kiamat. Karena tempat-tempat tadi, semisal gunung dan tanah, akan menjadi saksi baginya di Hari Kiamat.

Lalu, pada Hari Kiamat, seluruh manusia pun dikeluarkan dari perut bumi dalam keadaan beraneka ragam. Kemudian ditampakkanlah segala kebaikan dan kejahatan, amal shalih dan amal salah, perbuatan taat dan maksiat, yang pernah mereka lakukan di muka bumi ini semasa hidupnya.

Kemudian mereka akan melihat balasannya masing-masing dari Allah.

Lanjutan ayat Allah berfirman:

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ

Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”

Begitulah kelak, dan manusia pun, akan menerima balasannya. Perbuatan baik dan buruk, semua ada balasannya.

Seperti disebutkan pada akhir Surat Al-Zalzalah:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.”

Walau yang dilakukan adalah sekecil dzarrah, ukuran yang paling kecil atau sepele, maka itu akan dibalas. Tentu lebih pantas lagi jika ada yang beramal lebih dari itu dan akan dibalas.

Karena itu, tak boleh disepelekan manakala ada orang berinfaq walau hanya dengan seribu-dua ribu rupiah, walau hanya dengan menunjukkan jalan kebaikan, walau hanya diam tidak ikutan perbuatan maksiat, dan walau hanya bertemu dengan wajah yang jernih. Itu semua ada balasannya.

Juga walau hanya sebentar bersentuhan dengan yang bukan mahram, walau hanya mengambil harta riba cuma seperak, walau membuka aurat sebentar saja. Apalagi lebih dari itu. semua pasti juga ada balasannya.

Pada ayat lain, Allah mengatakan:

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا

Artinya: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh.” (QS Ali Imran: 30).

Juga pada ayat lain disebutkan:

وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Artinya: “Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis).” (QS Al Kahfi: 49).

Ayat-ayat tersebut bukan melamahkan kita, justru memberikan peringatan dan motivasi untuk segera beramal baik walau sedikit, dan jangan ditunda. Serta segera meninggalkan perbuatan dosa, kemaksiatan dan kejahatan, walau itu kelihatannya kecil.

Semoga Allah selalu membimbing kita di jalan yang diridhai-Nya. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.