Khutbah Gerhana Bulan: Mentafakuri Kebesaran Allah, Menguatkan Kesatuan Umat dan Bangsa

Oleh: Ust. ,S.Pd.I., Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar

اَلْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَافِ اْلاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ ,  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ , مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءَ لَمْ يَكُنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ  إِلاَّ بِاللهِ ,

اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ عَزَّوَجَلَّ اُوْسِيْنيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَااللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ,كَمَا قَالَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ , أَعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,

Jamaah Shalat Gerhana yang Dimuliakan Allah

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang menguasai jagat raya, yang menggerakkan matahari, yang menggerakan bulan dan bumi, hingga berada pada satu garis. Sehingga menimbulkan apa yang disebut dengan gerhana, semata-mata menunjukkan tanda-tanda .

Allah menyebutkan di dalam firman-Nya:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus [10]: 5).

Allah jugalah yang memerintahkan matahari dan bulan silih berganti bergerak, sehingga menyebabkan terjadinya malam dan siang, serta gelap dan terang. Semua itu sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bersyukur.

Dalam hal ini, Allah mengingatkan di dalam firman-Nya:

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ خِلۡفَةً۬ لِّمَنۡ أَرَادَ أَن يَذَّڪَّرَ أَوۡ أَرَادَ شُڪُورً۬ا

Artinya: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (Q.S. Al-Furqan [25]: 62).

Semua peristiwa itu, wabil khusus terjadinya gerhana, adalah peringatan dari Allah Yang Maha Kuasa kepada hamba-hamba-Nya agar kembali bertaubat kepada-Nya, seraya menghambakan diri mematuhi perintah-perintah-Nya, serta meninggalkan larangan-larangan-Nya.

وَمِنۡ ءَايَـٰتِهِ ٱلَّيۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ‌ۚ لَا تَسۡجُدُواْ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن ڪُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ

Artinya: “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (Q.S. Fushshilat [41]: 37).

Hadirin yang dimuliakan Allah

Fenomena alam berupa gerhana, baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari, bukanlah karena hidup atau matinya seseorang, atau karena bencana dan musibah sesuatu. Namun semata-mata karena kekuasaan Allah.

Ini seperti ketika terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka Rasulullah bersama para sahabat melakukan shalat gerhana. Setelah itu beliau menyampaikan khutbah yang antara lain mengatakan:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda keagungan Allah, di mana keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka, apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka takutlah dan bersegeralah berdoa kepada Allah memohon ampunan-Nya, bertakbirlah dan dirikanlah shalat serta bershadaqahlah.” (Muttafaq ‘Alaihi).

Inilah tanda kekuasaan Allah, bagaimana Allah Maha Berkuasa untuk menggerakkan bulan dan matahari, menundukkan siang dan malam, mengatur tatasurya dan galaksi di alam semesta ini dengan begitu rapi, teratur, sistematis dan tanpa kekacauan.

Di dalam Al-Quran disebutkan :

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya: “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang Maha Besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaasiin [36]: 37-40).

Kaum Muslimin yang sama-sama mengharap ridha dan ampunan Allah

Selanjutnya, Allah mengingatkan kita, tentang terjadinya kerusakan di darat dan di lautan, terutama pada akhir jaman sekarang ini. Itu semua disebabkan ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Memang semuanya tentu bermuara pada kuasa dan kehendak Allah. Namun terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir, polusi udara, pemanasan global, limbah, dan lainnya. Semua adalah akibat dari perilaku manusia yang tidak memperlakukan alam secara seimbang. Sehingga yang terjadi adalah kerusakan alam dan sekitarnya.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِى ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِى عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ (٤١) قُلۡ سِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُ‌ۚ كَانَ أَڪۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ (٤٢

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari [akibat] perbuatan mereka, agar mereka kembali [ke jalan yang benar]. (41) Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan [Allah]”. (42) (QS Ar-Ruum [30]: 41-42).

Setelah itu, Allah menghendaki agar manusia itu kembali menghadapkan wajah secara lurus kepada ajaran Islam, seperti lanjutan ayat:

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ ٱلۡقَيِّمِ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِىَ يَوۡمٌ۬ لَّا مَرَدَّ لَهُ ۥ مِنَ ٱللَّهِ‌ۖ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَصَّدَّعُونَ (٤٣)

Artinya; “Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus [Islam] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak [kedatangannya]: pada hari itu mereka terpisah-pisah.” (43). (QS Ar-Ruum [30]: 43).

Adapun kerusakan terbesar bagi umat Islam adalah manakala kaum Muslimin itu berpecah-belah atau berfirqah-firqah. Sehingga kekuatan yang ada menjadi lemah, kepercayaan dan kewibawaan yang dimiliki menjadi terperosok, serta rahmat dan kasih sayang bagi semesta alam menjadi berkurang.

Allah mengingatkan di dalam ayat-Nya:

وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ وَلَا تَنَـٰزَعُواْ فَتَفۡشَلُواْ وَتَذۡهَبَ رِيحُكُمۡ‌ۖ وَٱصۡبِرُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ (٤٦)

Artinya: “Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al-Anfal [8]: 46).

Kita diingatkan sebagai umat Islam, umat yang satu, untuk terus memperkokoh persatuan itu. sebagaimana pernyataan dan perintah-Nya:

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Artinya : “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 92).

Pada ayat lain Allah menyebutkan:

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

Artinya: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 52).

Jika kita renungkan ayat-ayat ini, maka akan sampailah pada pandangan bahwa era saat ini merupakan era kesejagatan, sebuah kampung besar atau global village, perhimpunan persatuan seluruh manu­sia.

Begitulah luasnya pan­dangan Islam yang menyebutkan universalitas kemanusiaan, seruan bagi manusia seluruh dunia, yang semuanya pada seruan Islam terhadap perdamaian dunia dan larangan berpecah-ebaah apalagi berperang saling bunuh.

Ini menunjukkan inti yang diajarkan Islam adalah akhlak karimah, budi yang mulia, ukhuwwah Islamiyah, dan persaudaraan kemanusiaan.

Apalagi sesama kaum Muslimin, maka bersatu padu, hidup berjama’ah, bergabung dalam satu Jama’ah Muslimin, merupakan syari’at utama untuk mendapatkan kekuatan dan kemenangan.

Allah menegaskan di dalam ayat-Nya :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah dan janganlah kamu bercerai berai…..” (QS. Ali Imran [3] : 103).

Maka, jika kaum Muslimin bersatu dalam satu gerakan, satu langkah, satu kepemimpinan, insya-Allah akan dapat menyelesaikan berbagai problematika umat. Wabil khusus bagaimana kaum Muslimin dapat bergerak berjama’ah membebaskan Masjidil Aqsa dan Palestina dari pendudukan Zionis Yahudi.

Pendudukan Zionis Yahudi, kalau kita ketahui, di antara mereka sendiri terdapat permusuhan dan perpecahan. Sehingga ketika mereka berhadapan dengan pejuang perlawanan, mereka sebenarnya sudah merasa takut. Maka kemudian mereka meminta bala bantuan dari para sekutunya, dan menggantungkan pada perlengkapan persenjataannya.

Allah memperingatkan di dalam firman-Nya :

لَا يُقَٰتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِى قُرًى مُّحَصَّنَةٍ أَوْ مِن وَرَآءِ جُدُرٍۭ ۚ بَأْسُهُم بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ

Artinya: “Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS Al-Hasyr [59] : 14).

Di dalam Tafsir Al-Mukhtashar, Markaz Tafsir Riyadh, dijelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik tidak memerangi orang-orang beriman secara bersama-sama, kecuali di tempat-tempat yang dibentengi dengan tembok-tembok. Kalau kita lihat persis seperti adanya tembok-tembok apartheid di sepanjang wilayah di Palestina yang diduduki.

Mereka kaum Yahudi itu sebenarnya tidak mampu menghadapi orang-orang beriman, karena rasa takut mereka. Permusuhan di antara mereka itu pun sangat kuat karena adanya pertikaian di antara mereka sendiri. Lihatlah, bagaimana antarfaksi mereka saling menghujat, warga Negara Yahudi sendiri mendemo pimpinannya tiap pekan. Semua menunjukkan pertikaian besar di kalangan mereka sendiri.

Jadi apa yang ditakutkan dari mereka? Itu pulalah yang ditunjukkan oleh para pejuang perlawanan Palestina ketika menghadapi pasukan pendudukan.

Hadirin yang dirahmati Allah.

Terakhir, marilah peristiwa gerhana ini kita jadikan sebagai perenungan, dan peringatan agar kita kembali kepada keagungan Allah, betaubat kepada-Nya, memperbaiki ibadah dan amal shalih, serta meningkatkan semangat juang, ruhul jihad menegakkan kehormatan Islam dan Muslimin, mengembalikan keyaan Islam melalui pembebasan Masjid Al-Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

Marilah pula kita terus menyusun shaf kaum Muslimin dengan berjama’ah, dan menghindari perpecahan pertikaian dan permusuhan, semata-mata karena Allah. Kita hindari segala perpecahan umat dan bangsa, wabil khusus di tahun politik ini, menjelang Pemilihan Umum. Sebab pada hakikatnya kita semua adalah satu satu saudara, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Semoga Allah meridhai kita semuanya. Aamiin. Yaa Robbal ‘aalamiin. (A/RS2/P2)

Marilah kita aminkan dengan doa:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن, وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْن, وَلاَ عُدْوَانَ إلَّا عَلى الظَّالِمِيْن, أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحمَّدٍ, سَيِّدِ المُرْسَلِيْن, وَإِمَامِ الْمُهْتَدِيْن وَ قَائِدِ الْمُجَاهِدِيْن, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤمِنَاتِ اَلاْحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْر. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ. اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ اْلحَلِيْمُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ اْلحَلِيْمُ اْلكَرِيْمُ. سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ اْلعَرشِ الْكَرِيْم. حَسْبُنا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ‏ لا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه العَزيزِ الحَكيم، ما شاء اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلاَّ باللّه، اعْتَصَمْنا باللّه، اسْتَعَنَّا باللّه، تَوَكَّلْنا على اللّه. حَصَّنْتُنا كُلَّنا أجْمَعِينَ بالحَيّ القَيُّومِ الَّذي لا يَمُوتُ أَبَدَاً، وَدَفَعْتُ عَنَّا السُّوءَ بلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ باللَّهِ العَليّ العَظيمِ.

أَللَّهُمَّ احْيِ اْلمُسْلِمِيْنَ  وَاِمَامَهُمْ  بِجَمَاعَةِ  اْلمُسْلِمِيْنَ  اَيْ حِزْبِ الله حَيَاةً  كَامِلَةً طَيِّبَةً وَارْزُقْهُمْ  قُوَّةً  غَالِبَةً  عَلَى كُلِّ  بَاطِلٍ  وَظَالِمٍ وَسُوْءٍ  وَفَاحِشٍ  وَمُنْكَرٍ. اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُؤْمِنِينَ فِى بِلاَدِ فلِسْطِيْنَ خَاصَّةً وَفِى أَنْـحَاءِ بُلْدَانِ المْـُؤْمِنِيْنَ عَامّةً. أَللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْكُفَّارِ يَهُوْدِى اِسْرَائِيْلِ وَشُرَكَائِهِمْ وَشَطِّطْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ أَللَّهُمَّ إِهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , وِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.