Jenewa, MINA – Eropa menghadapi kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir yang mengakibatkan dua per tiga negara benua tersebut dalam keadaan siaga sehingga mengurangi pengiriman darat, produksi listrik, vegetasi, dan hasil panen.
Menurut laporan European Drought Observatory (EDO) per Agustus 2022, kekeringan di Eropa semakin meluas dan memburuk. Selain itu, Eropa-Mediterania barat kemungkinan akan mengalami kekeringan paling parah hingga November nanti.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (24/8), sebagian besar wilayah di Eropa bersuhu tinggi selama musim panas ini sehingga memicu kebakaran hutan dan berbagai macam penyakit. Akibatnya, semua pihak dituntut untuk mengatasi perubahan iklim ini dengan segera.
Suhu tinggi juga mengakibatkan hasil panen seperti jagung, kedelai, bunga matahari turun dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Di samping itu, pembangkit listrik tenaga air turut terdampak sehingga produksi listrik menjadi turun.
Ketinggian air yang rendah pun menghambat pengiriman darat karena kapal pengangkut batu bara dan minyak harus mengurangi muatannya
Menurut laporan tersebut, indikator kekeringan berasal dari pengukuran curah hujan, kelembaban tanah dan sinar matahari yang diserap oleh tanaman untuk fotosintesis. (T/ri/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah