Lima Kiat Dakwah Era Digital: Transformasi Kebajikan di Bulan Ramadhan

Lima kiat dakwah era digital, transformasi kebajikan di bulan Ramadhan. (Gambar: Majelis Ulama Indonesia)

Oleh: Mei Rendi Setiawan, Jurnalis MINA

Di era digital ini, dakwah telah mengalami transformasi signifikan, terutama di bulan Ramadhan. Peran teknologi dan media sosial membawa keberkahan pesan-pesan keagamaan kepada umat dengan cara yang lebih luas dan cepat.

Bulan suci Ramadhan merupakan momen yang penuh berkah, di mana umat Islam berlomba-lomba dalam kebaikan dan memperbanyak ibadah. Namun, dengan kemajuan teknologi, dakwah tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu tertentu. Pesan-pesan keagamaan dapat disebarkan melalui berbagai platform digital, seperti media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform streaming.

Platform digital menjadi jembatan utama bagi umat Islam untuk tetap terhubung dengan ajaran agama dan komunitasnya. Melalui kajian-kajian online, ceramah virtual, dan tayangan live streaming, para ulama, kiai, dan penceramah dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah secara langsung ke rumah-rumah umat.

Selain itu, media sosial memungkinkan umat Islam untuk berbagi pengalaman, inspirasi, dan motivasi selama bulan Ramadhan. Kampanye amal, inisiatif kebaikan, dan tantangan berbagi yang dilakukan secara daring dapat menginspirasi jutaan orang untuk berbuat baik dan menolong sesama.

Untuk mengoptimalkan dakwah di era digital ini, setidaknya ada lima kiat yang disampaikan oleh Habib Nabiel Al Musawa dalam tulisannya berjudul Metode Dakwah yang Efektif di Era Milenial dan Digital agar bisa mencapai keridaan Allah, diantaranya sebagai berikut.

  1. Optimalkan Semua Potensi dalam Berdakwah
Baca Juga:  Miris, Pintar dalam Urusan Dunia Tapi Bodoh Urusan Akhirat

Rasulullah SAW  bersabda: “Sesungguhnya  Allah mewajibkan Ihsan (sempurna) dalam segala hal.” (HR Muslim)

Artinya dalam konteks dakwah adalah harus benar-benar menguasai konten yg akan disampaikan, jangan hanya sekedar copas (copy-paste) dari media tanpa pemahaman yang mendalam tentang masalah atau isu yang akan disampaikan.

  1. Lakukan Studi Banding dari Banyak Sumber

Ibroh dari Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS dalam Al Gur’an (QS. Al Kahfi/ 18 : 60-82).

Pendakwah di era digital hendaklah sering melakukan riset dari berbagai sumber, karena pendengar kita adalah majemuk, dan berasal dari berbagai latar belakang dan berbagai tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Dakwah yang minim riset dan berkesan kacamata kuda, akan menimbulkan berbagai reaksi yang tidak diinginkan dari pihak lain yang bersebrangan pemahamannya.

Kita tidak perlu menyenangkan semua orang karena hal itu mustahil, tapi hendaknya kita mengetahui berbagai sudut padang agar konten yang kita sampaikan bisa mewakili berbagai mustami’ (pendengar) yang berbeda latar belakang.

  1. Hati-hati dengan Kepentingan Kelompok atau Golongan

Allah berfirman pada QS. Al Maidah: 8, artinya sebagai berikut.

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kalian menjadi orang-orang yabg selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah & menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum, mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al Ma’idah /5:8)

Baca Juga:  Turkiye Desak Israel Segera Mundur dari Perlintasan Rafah

Jauhi sikap ta’ashub (fanatik), baik dengan pemikiran, aliran, kelompok ataupun pendapat pribadi.

Selalulah ber-husnuzhan dan berusaha merangkul semua pihak, termasuk yang berbeda pandangan dengan kita. Sebab dakwah yang santun dan inklusif akan lebih diterima oleh hati nurani, dibandingkan dakwah yang eksklusif dan penuh dengan caci-maki dan fanatisme kelompok.

  1. Perlunya Kerja Tim (Teamwork)

Allah berfirman pada Qs. Al Anfal: 73, artinya sebagai berikut.

“Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal Ayat 73).

Dalam dakwah di era digital, maka kita perlu mengoptimalkan kerja tim (teamwork), bukan single fighter atau one man show yang akan merepotkan dan menyulitkan kita sendiri, baik saat mencari tema, melakukan riset maupun memperkaya sumber-sumber data kita.

  1. Hindari Kepentingan Sesaat dalam Berdakwah

Allah berfirman pada Qs. Al Baqarah: 200, artinya sebagai berikut.

“Maka di antara manusia ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di ,’ dan di dia tidak memperoleh bagian apa pun.” (Qs. Al Bagarah, 2:200)

Baca Juga:  39 Peserta Ikuti Sertifikasi Pembimbing Haji dan Umrah di UIN Ar-Raniry

Hal yang paling menggoda pada dakwah di era digital adalah godaan dunia.

Hal itu bisa tergambar dalam bentuk popularitas, yang sering mengakibatkan seorang Da’i menjadi tokoh selebritis yang menghalalkan segala cara demi meningkatnya followers atau subscribernya, dibanding membawa misi Sayyidina Muhammad SAW dalam berdakwah.

Belum lagi jika jumlah penggemar sudah banyak, maka godaan jabatan pun sudah datang menunggu. Baik dari Politisi, Pejabat atau berbagai kelompok kepentingan yang merayu sang Da’i untuk memanfaatkan followers atau subscribernya untuk kepentingan-kepentingan sesaat.

Lalu godaan keuntungan materi yg juga menanti dalam diri dengan bentuk yg lain, yaitu rayuan berupa penetapan tarif, baik oleh pribadi, maupun dengan alasan pihak manajemen.

Namun, dakwah di era digital juga memiliki tantangan tersendiri. Informasi yang beredar di internet tidak selalu valid, dan umat Islam perlu waspada terhadap konten yang menyesatkan atau merugikan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis terhadap informasi yang kita terima, serta memastikan bahwa dakwah yang disebarkan adalah yang benar dan bermanfaat.

Di bulan Ramadhan ini, mari kita manfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kebaikan dan kedekatan kita dengan Allah SWT. Melalui dakwah era digital, kita dapat memperluas pengaruh kebaikan kita dan menjadikan bulan suci ini sebagai momentum untuk berbagi kasih sayang dan keberkahan kepada seluruh umat manusia. (A/R2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rendi Setiawan

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.