MBS Dikaitkan dengan Penahanan Tiga Anggota Senior Kerajaan Saudi

Riyadh, MINA – Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman () dikaitkan dengan penahanan tiga anggota senior keluarga kerajaan.

Penahanan dilakukan karena diyakini memiliki rencana menggulingkan dan Pangeran MBS.

“Pengadilan Kerajaan Saudi menuduh dua (dari tiga) orang di mana salah satunya pernah menjadi calpn penerus tahta (potra mahkota), merencanakan kudeta untuk menggulingkan raja dan putra mahkota. Keduanya dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati,” kata The Times of Israel, mengutip the Wall Street Journal, Ahad (8/3).

Ketiganya adalah adik laki-laki Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdelaziz; sepupu MBS, Pangeran Nawaf bin Nayef dan satu lagi adalah Mohammed bin Nayef, seorang mantan putra mahkota.

Menurut media Amerika Serikat, The New York Times dan The Wall Street Journal penahanan tersebut terjadi pada Jumat (6/3) pagi waktu setempat.

MBS ditunjuk langsung oleh ayahnya Raja Salman untuk bertanggungjawab mengurus pemerintahan Kerajaan Saudi, setelah ia dinobatkan sebagai putra mahkota oleh ayahnya pada tahun 2016.

Ia juga yang memulai reformasi di Arab Saudi.

Ia menjanjikan Arab Saudi yang lebih moderat ketika berusaha menarik investor internasional untuk mendukung visi besarnya mengubah ekonomi negara dari yang sebelumnya sangat bergantung pada minyak.

Dalam sebuah wawancara pada 2017, MINA mengutip CNN, sang putra mahkota mengaku bermimpi untuk mewujudkan “satu negara Islam moderat yang toleran pada seluruh agama dan pada dunia”.

Langkah lain MBS dalam reformasi di Saudi juga dengan cara menahan sejumlah ulama yang sejak lama mendominasi kehidupan di negara Teluk itu.

Ia juga mengendurkan sejumlah aturan. Misalnya, aturan yang dianggap membatasi gerak perempuan untuk beraktivitas lewat undang-undang perwalian.

Selain itu, Pangeran Mohammed bersama komite anti-korupsi Saudi menangkap belasan pangeran dan puluhan menteri yang diduga terlibat korupsi.

Reformasi yang digaungkan MBS sempat mendapat pujian dari negara-negara barat. Di sisi lain, tidak sedikit pihak yang menganggap langkahnya mengatasi lawan-lawan politiknya sebagai bentuk penindasan. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.