MENAG HARAPKAN SDM HISAB DAN RUKYAT DIPERKUAT

Menag

MenagJakarta, 22 Rajab 1435/22 Mei 2014 (MINA) – Menteri Suryadharma Ali berharap  kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang dan di kalangan anggota negara MABIMS diperkuat, mengingat problematika penetapan awal bulan Qamariyah terjadi hampir di seluruh negara-negara Islam.

Suryadharma mengemukakan hal ini Kamis di Jakarta dalam pertemuan tahunan MABIMS antaranya Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang dihadiri menteri-menteri agama atau menteri yang bertanggung jawab dalam mengurus masalah agama negara anggota.

Sampai saat ini tidak semua SDM anggota MABIMS memiliki keterampilan dalam melakukan hisab dan rukyat, kata Suryadharma Ali ketika membuka Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam di Jakarta, Kamis (22/5) siang.

Dalam sambuannya dia menyoroti tidak meratanya kompetensi masing-masing negara dalam bidang hisab dan rukyat. Tidak semua negara anggota MABIMS mempunya sumber daya manusia yang mempunyai keahlian di bidang hisab rukyat.

“Tidak semua SDM anggota negara MABIMS memiliki keterampilan dalam melakukan hisab dan rukyat. Muzakarah ini saya harap merekomendasikan program saling tukar ilmu pengetahuan agar kita memiliki kemampuan yang sama dalam pelaksanaan hisab-rukyat,” pesan Menag kepada para delegasi MABIMS.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Sekjen Kemenag Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muhtar Ali, serta Kepala Pusat Informasi dan Humas Zubaidi.

Selain delegasi dari masing-masing anggota MABIMS, Muzakarah Rukyah dan Takwim Islam juga diikuti oleh para ahli hisab dan rukyat.

Meski demikian, diharapkan setiap anggota MABIMS dapat merangkul semua kelompok-kelompok dalam Islam di negara masing-masing yang memiliki aturan dan kriteria hisab-rukyat yang berbeda dalam menetapkan awal bulan Qamariyyah.

Senada dikatakan Menag, delegasi Singapura Firdaus Yahya berharap muzakarah ini akan menghasilkan kesepakatan yang memungkinkan terjadi pertukaran pengetahuan dan informasi seputar hisab dan rukyat. Firdaus mengusulkan agar dilakukan observasi rukyat secara bersama di masing-masing negara anggota MABIMS secara bergantian.

“Observasi selama ini masih dilakukan sendiri-sendiri. Kami kekurangan SDM yang mahir ilmu falak. Kalau dilakukan observasi bersama, diharapkan akan terjadi proses saling belajar dan saling bertukar pengetahuan,” harapnya.

Firdaus mengaku di negaranya masih kekurangan SDM yang mahir dalam ilmu falak. “Observasi selama ini masih dilakukan sendiri-sendiri.Kami kekurangan SDM yang mahir ilmu falak. Kalau dilakukan observasi bersama, diharapkan akan terjadi proses saling belajar dan saling bertukar pengetahuan,” harapnya. (T/P012/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0