Mengenal Tujuh Pintu Penyeberangan di Jalur Gaza

Gaza City, MINA – di Palestina dikelilingi oleh tujuh pintu perbatasan atau penyeberangan. Tidak ada yang masuk atau keluar dari Jalur Gaza tanpa melewati salah satunya. Enam di antaranya berada di bawah kendali Israel.

Satu-satunya penyeberangan di luar kendali pendudukan adalah penyeberangan , yang berada di bawah kendali Pemerintah Mesir berkoordinasi dengan Otoritas Palestina , tetapi tetap dalam pengawasan Israel.

Jalur Gaza telah menderita akibat blokade yang menyesakkan selama 17 tahun lebih sejak 2007. Sejak saat itu, pintu perbatasan yang berjumlah 7 (tujuh) itu seolah-olah tidak ada.

Pembatasan ini menyebabkan Gaza digambarkan sebagai “Penjara Terbuka”.

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2011 menyatakan bahwa blokade tersebut merupakan “Hukuman Kolektif yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia internasional dan hukum internasional”.

Setelah Israel memberlakukan blokade pada tahun 2007, semua penyeberangan ditutup kecuali penyeberangan Rafah dan Beit Hanoun, yang diperuntukkan bagi pergerakan orang, serta penyeberangan Kerem Shalom, yang diperuntukkan bagi pengangkutan barang.

Israel berpendapat bahwa pembatasan dan penutupan beberapa penyeberangan diperlukan untuk tujuan keamanan, merujuk pada serangan yang sebelumnya terjadi di atau dekat penyeberangan.

Tujuh penyeberangan di Jalur Gaza itu adalah sebagai berikut :

  1. Penyeberangan Al-Manthar (Karni)

Penyeberangan ini dikenal di Israel dengan nama Penyeberangan Karni. Lokasinya berada di sebelah timur Kota Gaza.

Ini adalah penyeberangan terpenting di Jalur Gaza, dan transit barang komersial terbesar antara Jalur Gaza dan Israel.

Perlintasan ini merupakan salah satu perlintasan yang paling tertutup.

Dibuka hanya 150 hari sepanjang tahun 2007, dan merupakan tempat yang paling banyak diperiksa, terutama pemeriksaan barang-barang Palestina.

Israel mewajibkan pemeriksaan ganda terhadap segala sesuatu yang melewati penyeberangan Al-Mantar (Karni) ini, yang diperiksa oleh pihak Palestina dan kemudian diperiksa oleh otoritas khusus Israel. Setiap muatan dikosongkan dan dikemas dua kali, sehingga barang apa pun akan terkena paparan, selain kemungkinan terjadinya kerusakan dan membuang banyak waktu.

  1. Penyeberangan Beit Hanoun (Erez)

Penyeberangan ini dikenal di Israel dengan nama Penyeberangan Erez. Lokasi berada di utara Kota Gaza.

Penyeberangan ini diperuntukkan bagi penyeberangan kasus-kasus medis Palestina yang diperlukan untuk dirawat di Israel, Tepi Barat, atau Yordania.

Demikian pula untuk para diplomat, pers, misi luar negeri, pekerja, dan pedagang Gaza yang ingin memasuki Israel dengan izin melewatinya, termasuk surat kabar dan publikasi.

Otoritas pendudukan terus dengan sengaja mempermainkan setiap orang Palestina ketika dia melewati penyeberangan Beit Hanoun ini. Misalnya jika ada yang sedang sakit, dengan memaksanya untuk berjalan lebih dari satu kilometer hingga dia dapat mencapai sisi penyeberangan Israel. Atau diminta tinggal berjam-jam tanpa ada penjelasan sampai mereka diizinkan lewat.

  1. Penyeberangan Al-Audah (Sufa)

Penyeberangan ini dikenal di Israel dengan nama Penyeberangan Sufa.Lokasi: sebelah timur Rafah.

Penyeberangan ini adalah persimpangan kecil yang diperuntukkan bagi lalu lintas komersial, yang sebagian besar merupakan bahan bangunan yang hanya melintasi Jalur Gaza. Sehingga tidak ada bahan yang melintasinya menuju Israel.

Penutupan Persimpangan Al-Audah tergantung pada suasana hati pasukan keamanan Israel yang ditempatkan di sana, dan prosedur pemeriksaan di sana sangat rumit.

Keamanan Israel dengan sengaja menurunkan truk-truk yang datang dari Israel ke halaman yang luas dan memeriksanya berjam-jam sebelumnya melepaskan mereka.

  1. Penyeberangan Al-Shujaiya (Nahal Oz)

Penyeberangan ini dikenal di Israel dengan nama  Penyeberangan Nahal Oz.Lokasi: di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza.

Penyeberangan ini adalah titik persimpangan yang sensitif.

Dari sana, bahan bakar mengalir ke Jalur Gaza, dan berada di bawah pengawasan sebuah perusahaan Israel yang bertugas memasok bahan bakar ke Gaza.

Perlintasan tersebut merupakan tempat yang kedua sisinya dihubungkan oleh pipa-pipa besar tempat bahan bakar yang berasal dari Israel dikosongkan.

Otoritas pendudukan Israel secara rutin menutup penyeberangan ini selama dua hari setiap pekannya. Sehingga mendorong para pekerja di pembangkit listrik Gaza untuk mengurangi jumlah kecil dan menyimpannya untuk menutupi dua hari ketika pasokan terhenti.

  1. Penyeberangan Kerem Shalom

Penyeberangan ini terletak di titik perbatasan Mesir-Palestina-Israel.

Pengendalian penyeberangan ini dilakukan oleh otoritas Israel berkoordinasi dengan pemerintah Mesir.

Penyeberangan ini awalnya dimaksudkan untuk pergerakan komersial antara Jalur Gaza dan Israel, dan kadang-kadang digunakan untuk menyeberangkan bantuan ke Jalur Gaza.

Beberapa warga Palestina biasa melewatinya ketika mereka tidak dapat menggunakan penyeberangan Rafah di dekatnya.

Ketika warga Palestina melewati penyeberangan Kerem Shalom, mereka seringkali menjadi sasaran penghinaan, kerumitan, dan pemerasan oleh keamanan dan intelijen Israel.

6- Penyeberangan Al-Qarara (Kissufim)

Penyeberangan ini dikenal di Israel dengan nama Penyeberangan Kissufim.Lokasi: Terletak di antara Khan Yunis dan Deir al-Balah.

Sebuah persimpangan yang diperuntukkan bagi pergerakan militer Israel, yang dilalui tank dan peralatan militer setiap kali Israel memutuskan untuk menyerang Jalur Gaza.

Penyeberangan ini benar-benar ditutup sejak penarikan Israel dari Jalur Gaza.

  1. Penyeberangan Rafah

Lokasi: Selatan Jalur Gaza di perbatasan Mesir-Palestina.

Penyeberangan ini dikendalikan oleh Pemerintah Mesir berkoordinasi dengan Otoritas Palestina. Namun tetap dalam pengawasan Otoritas Pendudukan Israel.

Penyeberangan Rafah digunakan sesuai dengan perjanjian penyeberangan yang ditandatangani antara Israel dan Otoritas Palestina pada bulan November 2005, untuk setiap orang Palestina yang memiliki identitas Palestina untuk menyeberang.

Penyeberangan ini digunakan untuk mengekspor barang-barang Palestina, terutama produk pertanian.

Israel mewajibkan Otoritas Palestina untuk memberitahukan nama setiap orang yang ingin menggunakan penyeberangan Rafah 48 jam sebelumnya, untuk memutuskan apakah akan mengizinkan atau mencegah mereka menyeberang.

Israel juga kerap memberlakukan penutupan penyeberangan Rafah dengan alasan klausul dalam perjanjian penyeberangan yang tidak memperbolehkan penyeberangan dibuka kecuali dengan kehadiran misi Eropa. (A/RS2/B04)

Sumber : Al Jazeera

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.