Jakarta, MINA – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berharap Perguruan Tinggi dapat menciptakan dan mengembangkan Program Studi Jarak Jauh (PJJ) atau kuliah online bagi mahasiswa di wilayah terjauh.
Hal tersebut dikatakan Menteri Nasir saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Lingkungan LLDikti Wilayah II (Sumatera Selatan, Lampung Bengkulu, Bangka Belitung) di Yogyakarta, Senin (18/3).
“Saat ini, Indonesia memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi sebesar 34,58% belum memberikan kesempatan yang adil bagi pemuda yang hidup di kota atau kabupaten yang jauh dari perguruan tinggi, sehingga perguruan tinggi perlu mengembangkan PJJ atau kuliah online,” kata Menteri Nasir.
Menteri Nasir juga menantang perguruan tinggi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung untuk dapat memastikan mahasiswa dari kota dan kabupaten terjauh dari ibukota provinsi dapat menuntut pendidikan tinggi.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Berapa kilometer dari Palembang ke Pagaralam lewat perjalanan darat? Tujuh setengah jam? Lima jam? Sekarang pertanyaannya berapa orang yang kuliah dari Pagaralam ke perguruan tinggi?” ungkap Menteri Nasir.
Menristekdikti mencontohkan mayoritas pemuda di Kota Pagaralam yang berjarak 294 kilometer dari Kota Palembang harus bisa berkuliah.
“Di sana pasti lebih susah untuk kuliah. Bagaimana mereka bisa kuliah, padahal mereka sudah kerja atau putus kuliah. Ini adalah pasar kita, kita bisa bidik. Tidak usah mereka datang ke Palembang. Cukup dia pakai pendidikan jarak jauh,” harap Menteri Nasir.
Nasir menyampaikan, perguruan tinggi dapat mengembangkan perkuliahan online secara bertahap sebelum sepenuhnya membuka PJJ dengan izin Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
“Kalau mungkin tidak bisa 100% online. Mungkin bisa 50% online, 50% face to face, atau yang kita sebut blended learning. Nanti kalau blended learning sudah cukup, bagaimana ini meningkat (semua) online,” papar Nasir.
Menteri Nasir menyatakan perjuangan pemerintah untuk memperkuliahkan para pemuda masih jauh dari harapan, dimana masih baru 34,58% pemuda berkuliah, walaupun jumlah ini meningkat dari 29,42% pemuda berkuliah pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Masa empat tahun ini Indonesia telah mencapai 34,58%. Mudah-mudahan AKP Indonesia bisa mencapai di angka 36%, walaupun target nasional di angka 34 kita sudah melebihi,” pungkas Menteri Nasir. (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September