Menteri Keuangan AS: Washington, Beijing Dapat Bekerja Sama Meski Ada Perbedaan ‘Signifikan’

Menteri Keuangan AS Jenet Yallen. (Foto: Anadolu)

Bejing, MINA – Janet Yellen hari Ahad (9/7) mengatakan meskipun memiliki perbedaan pendapat “signifikan”, negaranya dan dapat bekerja sama menghadapi tantangan global mulai dari krisis iklim hingga keberlanjutan utang negara dan kerja sama ekonomi yang lebih luas.

“Ini bukan masalah bilateral antara China dan . Ini tentang kepemimpinan global yang bertanggung jawab. Dunia pantas dan mengharapkan dua ekonomi terbesarnya untuk bekerja sama mengatasi masalah global ini dan membantu mencari solusi,” kata Yellen saat konferensi pers di Beijing, pada akhir kunjungan perdananya selama empat hari ke China. Anadolu melaporkan.

Yellen, ekonom  mantan Kepala Federal Reserve AS, adalah anggota tingkat Kabinet kedua dari pemerintahan Joe Biden yang mengunjungi Beijing dalam sebulan.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken melakukan kunjungan dua hari ke Beijing pada bulan Juni, yang pertama oleh menteri luar negeri AS sejak 2018.

Baca Juga:  Laporan UHRP: Satu dari 26 Warga Uighur Dipenjara di Tiongkok

Utusan Soal Iklim Washington John Kerry juga akan mengunjungi China pada bulan Juli untuk pembicaraan tentang pemanasan global.

Yellen menyatakan harapan hubungan antara Washington dan Beijing akan bergerak ke fase di mana diplomasi tingkat atas “dianggap sebagai elemen alami dalam mengelola salah satu hubungan bilateral paling penting di dunia.”

Dia menekankan AS akan terus mengambil tindakan yang ditargetkan dan transparan untuk mendiversifikasi rantai pasokan dari China, tetapi tidak untuk memisahkan dua ekonomi terbesar dunia, yang akan menjadi “bencana bagi kedua negara dan membuat dunia tidak stabil.”

“Tidak ada satu kunjungan pun yang akan menyelesaikan tantangan kita dalam semalam. Tapi saya berharap perjalanan ini akan membantu membangun saluran komunikasi yang tangguh dan produktif dengan tim ekonomi baru China,” kata Yellen, yang bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang, Wakil Perdana Menteri He Lifeng dan ketua partai Bank Rakyat China Pan Gongsheng selama kunjungannya.

Baca Juga:  Tokoh Kashmir Sebut PM Modi Sebarkan Kebencian untuk Kembali Berkuasa

“Hubungan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat adalah salah satu yang paling penting di zaman kita. Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia, negara kita secara kolektif mewakili 40 persen ekonomi global. Apa yang kita lakukan baik dalam lingkup bilateral serta di panggung global yang lebih luas membentuk kehidupan dan mata pencaharian orang-orang di negara kita dan di luarnya,” tegasnya, menurut draf pidatonya yang dirilis Kementrian Keuangan.

Dia mengatakan berdiskusi dengan rekan-rekannya tentang praktik ekonomi China yang “tidak adil”, peningkatan baru-baru ini dalam “tindakan pemaksaan” terhadap perusahaan Amerika, keamanan nasional, dan hak asasi manusia.

“Bahkan di mana kita tidak saling berhadapan, saya percaya ada nilai yang jelas dalam diskusi jujur dan mendalam yang kita lakukan tentang peluang dan tantangan dalam hubungan kita, serta pemahaman lebih baik yang diberikan kepada kita tentang tindakan dan niat masing-masing negara,” ujarnya.

Baca Juga:  Bangladesh, Gambia Harap Penyelesaian Cepat Kasus Genosida Rohingya di Myanmar

Yellen mengatakan kedua belah pihak juga berbicara tentang keamanan nasional dan hak asasi manusia.

AS, katanya, akan terus mengambil tindakan “bertarget” yang diperlukan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional dan kepentingan sekutunya.

“Tindakan ini akan transparan, cakupannya sempit dan ditargetkan untuk tujuan yang jelas,” kata Yellen.

Dia juga mengangkat pentingnya mengakhiri “perang brutal dan ilegal melawan Ukraina.”

“Saat kami terus memantau situasi domestik di Rusia, dukungan AS untuk Ukraina tidak akan berubah. Dan saya menyampaikan bahwa sangat penting bagi perusahaan China  menghindari memberikan dukungan material atau bantuan kepada Rusia untuk menghindari sanksi.” (T/R7/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.