MIGRAN DIPERKOSA HINGGA DIMUTILASI OLEH PEDAGANG MANUSIA MESIR

Pengungsi Sudan tidur di dekat gedung parlemen Israel di Yerusalem pada 11 Juli 2007. (AFP Photo / Yoav Lemmer)
Sudan tidur di dekat gedung parlemen Israel di Yerusalem, 11 Juli 2007. (AFP Photo/Yoav Lemmer)

Tel Aviv, 4 Safar 1437/16 November 2015 (MINA) – Lembaga HAM Human Rights Watch (HRW) dalam laporannya di tahun lalu mengungkapkan, telah memperkosa, membakar dan memutilasi pengungsi asal Afrika di Semenanjung Sinai.

Menurut HRW, penyiksaan sistematis itu bertujuan untuk memperoleh uang tebusan dari pengungsi atau yang mereka tangkap.

Pada Ahad (16/11), sejumlah 15 pengungsi Sudan ditembak mati dan delapan lainnya cedera di wilayah Sinai Mesir, karena mereka dilaporkan berusaha memasuki wilayah jajahan Israel.

Berbicara dengan tidak mau disebutkan namanya, pejabat keamanan Mesir mengatakan kepada Associated Press, para pengungsi tewas ketika terjebak dalam baku tembak antara pasukan keamanan dan penyelundup manusia di perbatasan.

HRW mengatakan, pihak keamanan Mesir dan Israel menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengungsi asal Afrika, selain ancaman siksaan dari para penyelundup manusia.

Mutasim Ali, Direktur Pusat Pembangunan Pengungsi Afrika (ARDC) yang berbasis di Tel Aviv, pernah melakukan perjalanan selama sebulan dari Darfur untuk sampai ke Israel pada 2009.

“Pembunuhan ini tidak mengejutkan saya,” katanya kepada Al-Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), mengenai insiden Ahad yang mematikan itu. “Ini banyak terjadi.”

“Hal ini tidak begitu berbeda dari pengungsi yang menyeberangi Laut Mediterania,” tambah Ali. “Orang-orang mempertaruhkan hidup mereka dengan harapan bertahan hidup.”

Sejak pengungsi dan pencari suaka mulai datang ke Israel pada 2005, jumlah mereka telah membengkak menjadi sekitar 45.000 orang.

Namun, Israel jarang memberikan suaka kepada mereka yang memintanya dan justeru mencoba “memaksa” mereka meninggalkan negara itu.

Namun menurut Ali, setelah pencari suaka berada di Israel, pencari suaka tidak menghadapi serangan fisik sistematis, tetapi mereka dapat ditahan untuk waktu yang lama serta mendapat hasutan, kebencian dan rasisme setiap hari.(T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0