Christchurch, MINA – Hampir sepekan pascaserangan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, dukungan dari berbagai lintas agama dan lapisan masyarakat terhadap komunitas Muslim di negeri Kiwi itu terus mengalir.
Dikutip dari media setempat stuff.nz melaporkan, Rabu (20/3), usai teror berdarah itu, muncul gerakan Jumat Berjilbab dengan tagar #headscarfforharmony yang akan berlangsung pada Jumat (22/3) mendatang.
Gagasan tentang gerakan ini berawal dari ide Thaya Ashman, seorang dokter umum di Pusat Kesehatan Mt Eden berbasis di Wellington. Ashman telah memiliki hubungan baik dalam jangka waktu yang lama dengan komunitas Muslim sejak ia menjadi sukarelawan sebagai dokter di Afghanistan.
Ia mengatakan, gerakan Jumat Berjilbab bertujuan untuk mendukung dan merasakan kesedihan yang sama sebagaimana dialami komunitas Muslim dan warga Selandia Baru umumnya, usai tragedi mematikan pada Jumat pekan lalu.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
“Pada Jumat 22 Maret kami akan mengenakan jilbab untuk menunjukkan bahwa kami tidak tunduk pada teror. Kami bersama dengan saudara-saudara Muslim,” katanya.
Ashman juga menegaskan bahwa gerakan tersebut ingin menunjukkan cinta dan dukungan masyarakat terhadap 50 orang yang menjadi korban serangan teror.
Ashman mengaku mendengar kisah tentang seorang wanita yang merasa ketakutan dan bersembunyi dalam rumah. Ia merasa takut untuk pergi ke luar rumah karena ia merasa jilbabnya menjadikannya sebagai target teroris.
“Saya ingin mengatakan, kami bersamamu, kami ingin Anda merasa di rumah dan di jalanan Anda sendiri, kami mencintai, mendukung dan menghormati Anda,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dengan Gerakan Jumat Berjilbab, Ashman ingin masyarakat berbaur bersama teman dan rekan kerja mereka, mengambil foto di tempat kerja, sekolah atau tempat bermain. Selanjutnya, mereka diminta untuk membagikan foto tersebut di media sosial dengan tagar #headcarfforharmony.
Gagasan ini langsung mendapatkan dukungan dan respon postif dari perwakilan komunitas Muslim di negara paling selatan belahan bumi itu. Komunitas Muslim di sana merasa sangat tersentuh dengan gerakan tersebut.
Para pemimpin dari Dewan Wanita Islam Selandia Baru mengatakan, sikap solidaritas dan dukungan itu akan sangat dihargai oleh komunitas mereka. Presiden Asosiasi Muslim Selandia Baru Ikhlaq Kashkari menyebut gagasan itu sebagai ide yang bagus. (T/If/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)