Panel PBB Serukan Perbaikan Sistemik Untuk Pembiayaan Bantuan Kemanusiaan

Kristalina Georgieva, anggota panel PBB
Kristalina Georgieva, anggota panel

New York, 8 Rabiul Akhir 1437/18 Januari 2016 (MINA) – Dengan 125 juta orang di seluruh dunia membutuhkan , masyarakat internasional perlu menyusun ulang pembiayaan kemanusiaan dengan berfokus pada pengembangan dan penggunaan uang lebih efisien, sebuah panel PBB mengatakan dalam laporan yang disampaikan hari Ahad 17/1.

Sembilan-anggota panel tingkat tinggi itu ditunjuk Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon untuk mencari solusi sistemik guna menutup kesenjangan pendanaan kemanusiaan yang kian melebar yang saat ini mencapai 15 miliar dolar.

Laporan tersebut mencatat bahwa masyarakat internasional sekarang menghabiskan 25 milyar dolar AS per tahun pada bantuan kemanusiaan, suatu peningkatan 12 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2000, Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, dengan mengutip DPA.

Namun, akibat meningkatnya jumlah konflik dan bencana alam, kebutuhan untuk bantuan terus tumbuh. Kristalina Georgieva, wakil presiden untuk anggaran dan sumber daya manusia di Komisi Eropa dan ketua bersama panel, mengatakan bahwa sementara kebutuhan yang tinggi, perekonomian dunia saat ini yang menghasilkan produk domestik bruto (PDB) senilai 78 triliun dolar per tahun, harus mampu memobilisasi dana.

“Di dunia kaya kita ini, sebaiknya tidak ada orang yang harus mati atau martabat mereka hancur hanya karena kekurangan uang,” ujar Georgieva kepada wartawan.

“Ini adalah salah satu masalah yang, jika kita memiliki kemauan politik, kita dapat memecahkannya.”

Dia menunjukkan bahwa membantu orang yang membutuhkan tidak hanya benar secara moral, tetapi juga di negara-negara ‘egois” hendaknya menyadari ketidakstabilan di satu wilayah dapat berdampak global.

Panel membuat tiga rekomendasi – menurunkan kebutuhan dengan berfokus pada bangunan ketahanan dan perencanaan jangka panjang; memperluas sumber daya dasar dengan menciptakan model penggalangan dana global yang bukan mengandalkan sejumlah kecil donor; dan meningkatkan efisiensi dan transparansi organisasi bantuan.

Panel juga telah membahas kemungkinan “pungutan solidaritas” di mana biaya tambahan akan langsung menuju pendanaan kemanusiaan akan diletakkan pada layanan tertentu – terutama barang-barang mewah. Contoh dari ini adalah mikro-retribusi pada tiket penerbangan pada 10 negara yang menghasilkan 1,6 miliar dolar AS antara 2006 dan 2011.

Namun, panel tidak dapat mencapai konsensus tentang kekhususan apa pungutan tersebut akan dilakukan, namun Georgieva mengatakan, setiap barang atau jasa yang melibatkan transaksi besar bisa dipertimbangkan.

Panel juga mencatat bahwa karena mayoritas konflik berada di negara-negara Muslim, keuangan sosial Islam, termasuk zakat, sedekah dan infak, bisa memainkan peran penting.

Georgieva mengatakan pembiayaan seperti ini dapat menghasilkan 2 miliar-3 miliar dolar AS untuk mengatasi kesenjangan pendanaan.   (T/R07/P2 )

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.