PARTAI ISLAM KEKUATAN POLITIK BARU BELANDA

featurez.com
featurez.com

, 6 Dzulqa’dah 1435/1 September 2014 (MINA) – Hampir sepuluh ribu pengunjuk rasa pro-Gaza turun ke jalan di Rotterdam.

Unjuk rasa besar-besaran itu digelar oleh partai Islam yang baru terbentuk dan telah menjelma sebagai kekuatan politik baru di , dengan ambisi baru untuk tumbuh dalam politik Nasional.

“Selama perang dunia dua, kota Rotterdam diduduki oleh Jerman dan dibombardir terus menerus. Dari perspektif sejarah, kita dapat berhubungan dengan apa yang orang-orang rasakan di Gaza,” kata anggota Dewan Rotterdam, Nourdin el Ouali dalam wawancara eksklusif On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Partai Islam Belanda (NIDA) sebagai penyelenggara di balik aksi demonstrasi terbesar pro-Gaza di Belanda ini mengajak sekitar sepuluh ribu pengunjuk dengan rasa turun ke jalan.

“Kami bertujuan melakukan lebih dari sekedar protes. Kami benar-benar ingin menjangkau orang-orang Gaza dan mendukung pembangunan kembali kota mereka,” tambahnya.

Protes terhadap agresi Israel di Gaza merupakan unjuk rasa besar pertama bagi politik yang relatif baru di Belanda yang memenangkan dua dari 45 kursi di dewan kota dalam pemilu tahun ini.

Mendapatkan dukungan dari Muslim dan non-Muslim, aksi protes NIDA semakin kuat untuk membantu warga Gaza melawan ketidakadilan dan kelalaian Internasional.

“Ketika mengorganisir demonstrasi pro Gaza awal bulan ini, kami mampu menarik orang melebihi sepuluh ribu dan bukan hanya umat Islam,” kata el Ouali.

“Ini adalah fakta penting, karena tujuan kami fokus pada kepentingan serta kepatuhan terhadap hukum dan keadilan Internasional,” katanya.

Aksi protes ini digelar dengan menempuh rute menyeberangi sungai De Maas dan melewati jembatan Erasmus. Banyak orang dari berbagai latar belakang ikut menyaksikan aksi ini.

Selama hampir dua bulan, Israel telah melancurkan serangan udara tanpa henti terhadap Gaza, lebih dari 2.100 tewas dan ribuan terluka sebelum mengumumkan gencatan senjata permanen pada 26 Agustus 2014.

Menurut PBB bidang Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 80% dari seluruh kematian di Gaza adalah warga sipil, termasuk puluhan anak-anak dan perempuan.

Skala besar pemusnahan massal di Gaza mengakibatkan sekitar 5.510 rumah hancur dan sekitar 31.000 rusak sebagian, memaksa puluhan ribu meninggalkan rumah mereka yang terperangkap dalam serangan udara Israel.

Perang memicu protes besar di seluruh dunia, dengan pengunjuk rasa yang melakukan protes dari berbagai belahan dunia, seperti Jakarta Indonesia, Berlin, Jerman dan masih banyak negara lainnya. (T/P006/K09)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Fauziah Al Hakim

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0