PEMERINTAH RI DINILAI KURANG SERIUS BANTU PALESTINA

1Dr. Saleh P. Daolay
Ketua Komisi Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr. Saleh P. Daolay
Ketua Komisi Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia () Pusat, Dr. Saleh P. Daolay

, 14 Ramadhan 1435/12 Juli 2014 (MINA) –  Ketua Komisi Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr. Saleh P. Daolay menilai, pemerintah Indonesia kurang serius dalam memberikan dukungan terhadap perjuangan rakyat .

“Padahal, sejarah mencatat bahwa Palestina adalah salah satu dari beberapa negara yang pertama kali  mengakui kemerdekan Indonesia,” kata Daulai dalam diskusi dan deklarasi sahabat Palestina di kampus UIN, Jakarta, Sabtu. Menurut dia, sesaat setelah Presiden Sukarno membacakan naskah proklamasi, Palestina langsung mengakui kemerdekan rakyat Indonesia.

“Respons masyarakat internasional mengenai pengakuan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia saat itu sangat dahsyat, ” ujar Saleh, seraya  menambahkan. Sekarang mereka tercabik-cabik oleh aksi sepihak kaum zionis Israel.  Ini bukan hanya persoalan kita se-iman dan se-akidah dengan mereka, tetapi adalah persoalan kemanusian.

Baca Juga:  Universitas Syiah Kuala Sediakan Kuota 35% Jalur Mandiri

“Ketika Hosni Mubarak menjabat sebagai presiden Mesir pun,  pintu perbatasan dengan Palestina ditutup  untuk menghindari warga Palestina memasuki Mesir,”

Ia menuturkan, penyaluran bantuan termasuk bahan makanan saja harus diselundupan lewat bawah tanah digali sampai ribuan meter.

Rakyat Indonesia, lanjutnya, dapat dibilang berutang budi kepada Palestina. Pasalnya, Palestina merupakan salah satu negara yang kut ‘mendukung  terwujudnya kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajahan imperium Belanda, Portugis ataupun Jepang.

Karena itu, tutur Saleh, sudah sepantasnya rakyat Indonesia membantu rakyat Palestina yang membutuhkan dukungan kemanusian demi kebebasan mereka dari belokade Israel. “Rakyat Indonesia menuntut segera terwujudnya kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel,”

Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat. Dukungan Palestina diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- yang secara terbuka mengakui kedaulatan Indonesia.

Baca Juga:  Mau Pergi Haji, Ini Perlengkapan yang Harus Dibawa

Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini  bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia.

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat di negeri ini.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.(L/P012/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0