Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penembakan di Klub Malam Gay Orlando Tewaskan 50 Orang

Rendi Setiawan - Senin, 13 Juni 2016 - 14:20 WIB

Senin, 13 Juni 2016 - 14:20 WIB

320 Views

Orlando, 9 Ramadhan 1437/13 Juni 2016 (MINA) – Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di Pulse, salah satu klub malam gay paling populer Orlando, Amerika Serikat (AS).

Dalam insiden yang terjadi pada Ahad (12/6) pagi itu, dilaporkan sedikitnya 50 orang tewas dan 53 lainnya luka-luka, demikian Morrocoworldnews dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Pihak berwenang AS menyebut bahwa penembakan itu adalah yang paling mematikan dalam sejarah serangan penembakan di negara itu. Insiden berdarah tersebut memicu perdebatan terkait lemahnya peraturan kontrol senjata di Amerika.

Mother Jones, salah satu organisasi berita independen terkemuka di AS mengungkapkan bahwa antara tahun 1981 hingga 2012, lebih dari 62 kasus penembakan massal terjadi. 12 di antara menggunakan senjata ilegal yang diperoleh di luar AS.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Sementara itu, Kontrol Pusat Penelitian Harvard dalam laporannya menyimpulkan bahwa lebih banyak senjata yang diperbolehkan beredar menyebabkan lebih banyak pula aksi pembunuhan. Jadi mengapa Amerika begitu enggan untuk membuat undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat?

ISIS Mengancam

Kelompok bersenjata Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS/Daesh) mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 50 orang itu. Bahkan, tiga hari sebelum insiden itu terjadi, ISIS telah merilis ancaman serangan melalui sebuah video, Daily Mail melaporkan.

Diketahui bahwa pelakunya adalah seorang pria kelahiran AS yang telah berjanji setia untuk ISIS.

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

Menanggapi insiden berdarah tersebut, Kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, menegaskan kembali akan sikapnya untuk melarang umat Islam memasuki negaranya.

“Apa yang terjadi di klub malam Orlando baru permulaan. Kepemimpinan kita lemah, pengecut dan tidak efektif. Saya akan menyerukan kembali larangan masuk bagi warga Muslim (untuk datang ke AS). Meskipun itu sulit dalam pelaksanaannya,” kata Trump.

Ia kemudian mendesak Presiden Barack Obama untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya, karena tidak menyebutkan kata-kata ‘radikal Islam’ dalam pernyataannya ketika menanggapi pembantaian di Orlando yang menewaskan 50 orang.

“Karena para pemimpin kita yang lemah, maka saya mengatakan hal ini akan terjadi dan akan bertambah buruk. Saya telah mencoba untuk menyelamatkan nyawa dan serangan teroris berikutnya,” katanya. (T/P011/P4)

Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Internasional
Amerika
Amerika