Burn, 21 Muharram 1436/14 November 2014 (MINA) – Pengadilan Swiss membatalkan larangan jilbab di sekolah Saint Gallen yang telah diberlakukan sebelumnya.
Pengadilan mengatakan larangan jilbab itu “tidak proporsional”, seperti dilaporkan On Islam dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Jumat.
Hakim setuju dengan argumen pengacara yang menyatakan larangan tersebut bertentangan dengan kebebasan beragama, yang dilindungi oleh hukum Swiss dan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.
Pengadilan menambahkan bahwa tidak ada bukti mengenakan jilbab menyebabkan masalah di sekolah atau berpengaruh secara signifikan di kelas.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Larangan tersebut hanya akan dibenarkan jika menjadi “ancaman serius bagi perdamaian agama,” kata pengadilan.
Bagi umat Islam, jilbab bukanlah simbol, melainkan berpakaian wajib bagi perempuan Muslim.
Menurut data, Swiss memiliki populasi Muslim sekitar 400.000 orang, mewakili lima persen dari total penduduk negara itu.
Beberapa negara Eropa seperti Perancis, Belgia dan Belanda masih melarang jilbab di sekolah negeri. (T/P005/R03)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu