Jakarta, MINA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali menggelar Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 dengan tema “Iptek dan Inovasi Dalam Industri Kreatif 4.0”.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan, peringatan Hakteknas ini harus menjadi semacam daya tarik yang membuat masyarakat Indonesia sadar bahwa teknologi sangat penting sehingga perlu kita bangkitkan setiap tahun. Teknologi harus terus digelorakan untuk mendorong daya saing nasional.
“Karena itu dalam Hakteknas ini perlu ada komitmen bersama antara lembaga litbang, perguruan tinggi, pemerintah maupun dunia usaha untuk bersama-sama menyukseskan kebangkitan teknologi nasional baik sekarang maupun di masa mendatang,” terang Jumain di Jakarta demikian yang diterima MINA pada Selasa (9/7).
Menurut Jumain, Indonesia mampu untuk melakukan hal tersebut. Terbukti, dulu Indonesia jauh lebih maju dibandingkan negara-negara seperti Malaysia dan Thailand.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Sebenarnya kita tidak mundur tapi mereka maju lebih cepat. Kita jalan, mereka lari. Sekarang tiba saatnya, dengan adanya ristekdikti dan penguatan inovasi seharusnya kita bisa lebih cepat lagi,” lanjutnya.
Melalui hakteknas, terangnya, kita bisa menyadarkan pentingnya teknologi. Kita juga harus bergerak cepat, karena saat ini perubahan sangat cepat.
“Kalau kita tidak mengikuti perubahan yang sangat cepat ini kita akan ketinggalan. Kalau bisa kita lebih dahulu dari perubahan itu, mengantisipasi perubahan dan beradaptasi terhadap perubahan itu sendiri,” tambahnya.
Memasuki era Industri 4.0, terang Jumain, Indonesia harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan handal. Dalam menghadapi Industri 4.0 diperlukan keilmuan yang sangat kompleks atau multi disiplin pada diri seseorang. Karena itu dunia pendidikan juga harus melakukan perubahan termasuk kurikulum dan proses pendidikan.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Ia melanjutkan, lembaga Litbang juga harus melakukan perubahan terutama bidang-bidang fokus penelitian yang dilakukan ke depan harus beradaptasi terhadap Industri 4.0. Sebab, Industri 4.0 akan menggunakan anggaran produksi dengan informasi teknologi supaya produksi dilakukan secara efisien dan efektif sehingga memiliki nilai tambah tinggi, produktivitasnya tinggi, dan menjadi murah.
Terkait daya saing banga, Indonesia harus memetakan industri-industri serta mengembangkan produk unggulan daerah yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi bangsa. Misalnya industri kelapa sawit yang memiliki potensi ekonomi sangat besar. Di samping mengambangkan hilirnya, kelapa sawit bisa dikembangkan menjadi bahan bakar nabati, sabun, kosmetik, dan lain-lain untuk meningkatkan nilai tambah. (R/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru