PERUNDINGAN TIDAK LANGSUNG ISRAEL-PALESTINA DILANJUTKAN AKHIR OKTOBER MENDATANG

Delegasi Palestina untuk perundingan tidak langsung dengan Israel di Kairo. (Foto: PNN)
Delegasi Palestina untuk perundingan tidak langsung dengan di Kairo, Selasa (23/9). (Foto: PNN)

Kairo, 29 Dzulqa’dah 1435/24 September 2014 (MINA) – Pembicaraan tidak langsung antara pejabat Palestina dan Israel akan berlanjut pada pekan terakhir Oktober, kata seorang pejabat senior Hamas.

Izzat Al-Rishaq, anggota Biro Politik Hamas, mengumumkan, Selasa, pembicaraan tidak langsung dengan Israel yang dimediasi oleh Mesir akan dilanjutkan pada pekan terakhir Oktober mendatang, International Middle East Media Center (IMEMC) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Al-Rishaq menambahkan, putaran pembicaraan pada Selasa kemarin telah berakhir dengan baik delegasi Israel dan Palestina menyerahkan tuntutan mereka yang akan dibahas pada agenda selama putaran pembicaraan Oktober mendatang.

Delegasi Palestina menuntut gencatan senjata permanen, pembangunan kembali serta mengoperasikan bandara dan pelabuhan, juga pencabutan dari semua sanksi yang dijatuhkan Israel sejak Juni, termasuk pembebasan tahanan yang ditahan kembali serta anggota parlemen Palestina.

Pejabat Hamas mengatakan bahwa tuntutan Palestina termasuk prosedur memegang perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri perang 51 hari Israel di bulan lalu.

PernyataanAl-Rishaq ditekankan Kepala delegasi Palestina untuk perundingan gencatan senjata di Kairo, Azzam Al-Ahmad Fatah, mengatakan berdasarkan ketentuan perjanjian genjatan senjata yang ditengahi Mesir dicapai pada 26 Agustus lalu, Israel harus membuka penyeberangan perbatasan dengan Gaza untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan bantuan perlengkapan, selain bahan yang dibutuhkan untuk rekonstruksi Gaza.

Perjanjian tersebut juga menyatakan untuk memperluas zona laut yang diperbolehkan untuk nelayan Gaza menangkap ikan pada jarak enam mil laut, serta menyatakan untuk melanjutkan pembicaraan tidak langsung tentang isu-isu yang tertunda lainnya antara kedua belah pihak setelah sebulan berlalu sejak gencatan senjata tersebut berlaku.

Sebagaimana salah satu poin kesepakatan adalah bertambahnya jarak nelayan untuk mencari ikan di laut Gaza, jika sebelumnya nelayan hanya boleh melaut sejauh tiga mil laut, dalam perjanjian tersebut nelayan boleh melaut sejauh enam mil dan akan bertambah hingga 12 mil laut hingga akhir tahun ini.

Namun, Koresponden MINA di Gaza melaporkan, Nizar Ayash, Ketua Persatuan Nelayan di Jalur Gaza mengatakan, Israel kembali melakukan palanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata, setelah menangkap lima nelayan Gaza di lepas pantai Gaza Senin (22/9) malam waktu Gaza.

Pejabat Palestina itu mengatakan, menyusul pembicaraan dengan para pejabat Mesir, pertemuan negosiasi diadakan Selasa kemarin dan batas waktu untuk negosiasi akan ditetapkan setelah hari raya Tahun Baru Yahudi dan setelah hari raya Islam Idul Adha.

Sempat Tertunda

Pembicaraan Selasa sempat tertunda selama tiga jam saat delegasi Palestina yang tersisa melakukan aksi protes pembunuhan dua warga Palestina di Hebron oleh tentara Israel pada Selasa pagi. Namun, para pejabat Palestina memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan, Al-Ray Media Agency melaporkan.

Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Selasa pagi, telah menembak mati dua warga Palestina, merupakan anggota Brigade Izzuddin Al-Qassam, Marwan Qawasme (29) dan Amer Abu-Eisha (33), yang dikatakannya telah menculik dan membunuh tiga pemukim ilegal Yahudi Gilad Shaer, Naftali Frenkel dan Eyal Yifrach, pada pertengahan Juni lalu.

Beberapa delegasi Palestina, meyakini bahwa operasi “buruk” pasukan Israel dilakukan di Hebron saat fajar datang untuk menutupi apa yang telah dilakukan sejak tiga remaja Israel menghilang di Hebron, menjadi salah satu pemicu perang di Gaza bulan lalu dan untuk menggagalkan perundingan gencatan senjata tidak langsung yang berusaha untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

Al-Rishaq mengatakan pembunuhan semalam adalah usaha yang disengaja untuk menghindari negosiasi gencatan senjata lebih lanjut.

Sementara itu, pemimpin Jihad Islam Khalid al-Batsh mengatakan, pendudukan Israel sengaja memilih untuk melaksanakan pembunuhan di Hebron dalam upaya untuk menggagalkan pembicaraan tidak langsung gencatan senjata yang ditengahi Mesir.

Anggota delegasi perundingan gencatan senjata dari pihak Palestina lainnya, Bassam Salhi, mengatakan bahwa pembunuhan dua pejuang Al-Qassam dari wilayah Palestina yang diduduki, menunjukkan niat pendudukan Israel mengganggu kesepakatan atau hasil dari perundingan itu.  (T/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0