Pesan MAPIM Malaysia Sambut 2019

Oleh: Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden Majelis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia ()

Tahun 2018 akan berakhir dengan melegakan akan tetapi juga mengkhawatirkan untuk melangkah ke tahun 2019. Tidak banyak harapan yang positif dapat menggembirakan masyarakat dunia. Nampaknya melangkah ke tahun 2019 memaksa semua dibebani dan membawa masalah yang ditinggalkan di 2018.

Pada kenyataannya, terlalu banyak babak di pentas dunia yang meruntun manusia dan kemanusiaan dalam tahun 2018.

Faktanya ialah pengungsi yang tersebar di seluruh dunia terus meningkat menjadi 65 juta orang. Situasi krisis kemanusian semakin parah di Suriah, Yaman dan Bangladesh. Keadaan yang juga berat di Jammu, Kashmir serta di Xianjiang, Cina yang jarang dilaporkan. Ketegangan di Irak dan Afghanistan pun belum mereda. Tindakan unilateral oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Cina, Korea Utara dan Iran terus memanas. Penindasan kepada etnis Muslim Rohingya oleh rezim Myanmar masih terjadi, kekejaman Israel yang didukung AS terhadap di Gaza dan Tepi Barat serta penodaan terhadap Masjid Al-Aqsha meningkat sepanjang tahun.

Baca Juga:  [POPULAR MINA] Serangan ke Rafah dan Aksi Muhammadiyah

Tidak juga dapat dilupakan betapa di tahun 2018 meninggalkan deretan bencana alam di timur maupun di barat: angin topan yang memusnahkan, banjir besar yang menenggelamkan, tsunami yang menyapu bersih, kebakaran yang menghanguskan semua, gempa bumi yang membunuh serta gunung berapi yang memuntahkan api dan larva yang menghancurkan semua yang dilaluinya.

Tidak banyak yang bisa diharapkan untuk merasa lega menyambut tahun 2019. Kemanusiaan menurun ke tahap yang sangat rendah dalam rekaman sejarah manusia sepanjang 2018. Akibatnya ekonomi tidak menentu dan keselamatan dunia berhadapan dengan risiko yang tinggi.

Persidangan-persidangan dunia sepanjang 2018 juga tidak menunjukkan kesan positif. Pemimpin dunia bertemu di Sidang Umum PBB hingga ke Dewan Keamanan, tidak menghasilkan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai perundingan coba dilakukan. Pertemuan antara pemimpin dunia seperti AS, Inggris, Uni Eropa, Rusia, dan Cina berkeras dengan pendirian masing-masing. Ekonomi dunia yang tidak berkembang, perubahan cuaca, ketidakstabilan politik, peningkatan kejahatan, kelaparan, wabah penyakit, pengungsian, konflik antara negara dan perang proksi. Semua ini telah menjadikan 2019 tidak menjanjikan prospek baik yang dapat diharapkan.

Baca Juga:  Protes Mahasiswa Pro-Palestina Menyebar di Eropa

Walhasil, mungkinkah ada usaha untuk merubah menjadikan tahun 2019 tahun lebih baik?

Jawabannya bergantung kepada para pemimpin dunia. Jika pemimpin yang ada di seluruh dunia mempunyai sikap yang tepat untuk melaksanakan amanah kepemimpinan yang benar, peluang untuk mewujudkan dunia yang lebih aman mungkin dapat diharapkan. Jika sebaliknya, maka tahun 2019 akan jadi lebih rumit dan lebih mencemaskan.

Jelas dunia sedang mengalami defisit parah dari segi moral. Defisit yang sangat mendalam dari segi sifat amanah. Lantaran itu kita berhadapan dengan situasi pengkhianatan global yang sangat signifikan. Masing-masing pemimpin menjadikan kuasa politik sebagai sarana untuk meraih sebanyak mungkin keuntungan untuk diri dan keluarga sendiri. Manifestasi dari pengkhianatan inilah jutaan manusia menjadi korban kerakusan dan ketamakan segelintir pemimpin.

Baca Juga:  [POPULAR MINA] Serangan ke Rafah dan Aksi Muhammadiyah

Namun, ini tidak berarti masyarakat dunia tidak boleh berbuat apa-apa. Hakikatnya setiap warga punya tanggungjawab untuk memperbaikki dan merawat dunia ini. Melaksanakan inisiatif yang berdaya pada skala apapun perlu dilakukan. Usaha mengamankan setiap aspek kehidupan berekonomi, bersosial, berpolitik, bermasyarakat dan bertetangga maupun berkeluarga, hendaklah diupayakan. Keharmonian dan kerukunan hidup perlu dipelihara sebaik mungkin. Tindakan yang menimbulkan ketidakpercayaan antara sesama warga perlu disingkirkan. Nilai kemanusiaan perlu dihayati.

Malaysia adalah negara yang sangat berpotensi untuk dijadikan model terbaik dalam hidup majemuk antara kaum dan agama. Kita tidak harus coba menggadai keamanan tanah air tercinta ini dengan emosi yang tidak terkendali. Anak cucu kita akan menjadi saksi kepada semua tindakan kita. Jadikan tahun 1440 H dan 2019 M ini tahun yang memberi harapan yang lebih baik untuk menuju 1441 H dan 2020.(AK/R01/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.