PHCR KUTUK KEBIJAKAN MAIN TEMBAK TENTARA ISRAEL ATAS WARGA PALESTINA

Mayat Irshaid yang ditembak mati tentara Israel
Mayat Irshaid yang ditembak mati tentara

Ramallah, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Pusat bagi Hak Azasi (), Senin, mengutuk tindakan Israel yang  sewenang-wenang dengan mengabaikan keselamatan jiwa warga sipil Palestina dan kebijakan main tembak  ketika tentara dan polisi negara Yahudi itu mencurigai kemungkinan terjadinya serangan penusukan.

“Dengan terus berlangsungnya kebijakan tutup mulut dunia internasional atas kejahatan yang mengerikan dan berbagai pelanggaran pasukan Israel di kawasan pendudukan Palestina, pasukan Israel telah terang-terangan melakukan lebih banyak kejahatan dan pelanggaran terhadap warga sipil Palestina,” kata PCHR.

PHCR mengimbau kepada masyarakat internasional agar segera mengambil tindakan, memenuhi kewajiban moral dan hukum
melindungi penduduk sipil Palestina di wilayah pendudukan dan melakukan daya upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas
Palestina., Mi’raj Islamic News Agency (MINA), dengan mengutip WAFA, melaporkan.

Baca Juga:  Hamas: Israel Tolak Proposal Genjatan Senjata yang Diajukan Mediator

“Membisunya masyarakat internasional terhadap kejahatan ini mendorong pemerintah Israel untuk melanjutkan kebijakannya
yang melanggar hukum humaniter internasional, yang berarti akan ada lebih banyak korban sipil Palestina,” tegas PHCR.

PCHR menyebutkan kasus siswi berusia 17 tahun Dania Ersheid – yang ditembak mati penjaga perbatasan Israel pada tengah hari bolong, Minggu, 25 Oktober, 2015, dalam apa yang dilukiskan PHCR sebagai ‘kejahatan baru berdarah dingin’.

Penjaga perbatasan Israel yang bertugas di pintu masuk Masjid Ibrahimi, selatan Kota Tua Hebron, menembak mati Ersheid, dari daerah al-Hawooz, ketika dia berhenti untuk penggeledahan tas sekolahnya. Mayat Ersheid diangkut ke tujuan yang tidak diketahui.

Menurut investigasi yang dilakukan PHCR dan pernyataan seorang saksi mata, sekitar pukul 13:30, Ersheid memasuki halaman Masjid Ibrahimi melalui pintu masuk detektor logam yng dipasang antara halaman mesjid dan pasar lama di kota itu.

Baca Juga:  [MINA TALKS] Malam Ini, Serangan Israel ke Rafah, Puncak Kejahatan Kemanusiaan

Dia mematuhi perintah tentara ‘yang akan menggeledah di tempat dia diminta berhenti.

Sementara salah satu tentara berdiri di belakang meja sedang menggeledah tas sekolah gadis itu, sejumlah petugas Penjaga Perbatasan berkumpul di sekelilingnya. Ersheid berdiri di belakang pagar kawat berduri yang dipasang tentara Israel.

Tentara, yang sedang mencari tas, bertanya kepada gadis itu, ‘Di mana pisau? Dimana pisau? ‘ Gadis itu menjawab, “Saya tidak memiliki pisau, dan mengangkat tangannya ke atas. Dia sangat ketakutan. Seorang petugas menembakkan peluru di sekitar Ersheid, sedangkan peluru menghantam dinding di belakangnya.

Dia mundur beberapa langkah, tetapi sejumlah peluru ditembakkan ke arahnya. Akibatnya, dia jatuh ke tanah dan tewas.

Baca Juga:  JK Diajak Terlibat Akhiri Kekerasan di Palestina

Gadis itu sebetulnya tidak dalam posisi menimbulkan ancaman bagi petugas keamanan dan jiwa tentara Israel. Dia bahkan mengangkat tangannya ketika tentara berbicara dengan dia dan menuduhnya memiliki pisau, kata pusat itu.

Lagi pula, kawasan tempat gadis itu terbunuh, dijaga ketat. “Pasukan Israel sebetulnya daapat menahannya ketimbang menembaknya mati jika dia menimbulkan ancaman terhadap mereka.

Jumah warga Palestina yang tewas sejak awal Oktober ini meningkat menjadi 59 orang, termasuk 14 anak-anak dan seorang wanita, di Tepi Barat dan Jalur . (T/R07/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0