Poltek Nuklir Jadi Pusat Pelatihan IAEA Asia Tenggara

Jakarta, MINA – Politeknik Teknologi Indonesia ( Nuklir) merupakan sekolah vokasi nuklir pertama dan satu-satunya di Indonesia di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Poltek Nuklir berkomitmen menjadi perguruan tinggi vokasi nuklir yang berdaya saing global.

Pada pertemuan dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) September lalu, Poltek Nuklir diproyeksikan menjadi pusat pelatihan dan penyelenggara pelatihan IAEA regional Asia Tenggara, seperti dikutip dalam rilis BRIN di Jakarta, Sabtu (15/10).

Langkah Poltek Nuklir untuk mengembangkan jejaring dan kepercayaan internasional terus dilakukan. Salah satunya melalui kerja sama dengan IAEA yang akan menjadikan Poltek Nuklir sebagai pusat pelatihan ketenaganukliran di Asia Tenggara.

Direktur Poltek Nuklir Zainal Arief menyampaikan rencana strategis pengembangan akademik Poltek Nuklir melibatkan banyak entitas.

“Kita perlu referensi dari berbagai pihak termasuk industri, dalam memberi masukan mengenai program studi yang akan dibuka dan peluang kerja bagi lulusan Poltek,” ungkap Zainal.

Untuk peningkatan jenjang pendidikan hingga pascasarjana terapan, Poltek Nuklir menjalin kerja sama dengan Tomsk Polytechnic University (TPU). “Kerja sama ini untuk pengembangan kurikulum pascasarjana, program mobilitas mahasiswa (student mobility), dan mobilitas peneliti (researcher mobility) dengan konsep saling atau resiprokal,” ujar Zainal.

Guna meningkatkan kapabilitas dan ketersediaan SDM pendukung, Poltek Nuklir juga berkolaborasi dengan SDM BRIN untuk menjadi lecturer/pengajar serta melengkapi fasilitas yang diperlukan. Tak hanya itu, branding juga dilakukan dengan mendorong mahasiswa mengikuti kompetisi seperti National Polytechnic English Olympics (NPEO), National Welding Competitions, Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (OPTK), dan kompetisi lainnya di tingkat nasional maupun internasional.

“Tantangan besar yang harus dijawab adalah menyiapkan SDM, peralatan pelatihan yang memadai, serta branding Poltek Nuklir di kancah internasional,” jelasnya.

Bagi Poltek Nuklir, penting untuk membekali mahasiswa tidak hanya pada kemampuan hardskill (ijazah dan sertifikasi) saja, tetapi juga penguasaan softskill mahasiswa. Poltek Nuklir juga melibatkan mahasiswa dalam project-based learning yang akan memberi pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan di industri (MBKM).

Pada tahun ini, Poltek Nuklir mewisuda 98 mahasiswa, Sabtu ini (15/10). Terdiri dari 29 Mahasiswa Program Studi Teknokimia Nuklir (TKN), 28 Mahasiswa Program Studi Elektronika Instrumentasi (Elins), dan 41 Mahasiswa Program Studi Elektromekanika (Elmek). Jumlah lulusan predikat dengan pujian (cumlaude) adalah sebanyak 45 orang terdiri dari 15 orang TKN, 10 orang Elins, dan 20 orang dari Elmek.

Wisudawan kali ini terdiri dari dua jalur yaitu Reguler dan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Adapun mahasiswa IPK tertinggi dengan predikat pujian dari jalur regular diperoleh Muhammad Irvan Haryanto (TKN) dan Haidaravi Ardi (Elins) dengan nilai 3,86. Sedangkan mahasiswa IPK tertinggi dari jalur RPL dengan predikat sangat memuaskan diperoleh Suhartono dengan nilai 3,97.

Sebagai perguruan tinggi diploma bidang vokasi, salah satu daya saing sekaligus keunggulan mahasiswa Poltek Nuklir adalah dibekalinya lulusan dengan sertifikasi Surat Izin Bekerja sebagai Petugas Proteksi Radiasi (SIB PPR) Industri Tk 1. SIB PPR merupakan sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh pengguna zat radioaktif baik industri maupun lembaga yang memanfaatkan zat radioaktif.

Selain sertifikasi PPR Industri, Poltek Nuklir juga menyediakan tambahan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswanya, yaitu SIB PPR Medik Tk 1, UT (Ultrasonic Test) level 2 dan lisensi Radiografer Tingkat 1 (OR).

Rata-rata persentase alumni yang diwisuda 2021 dan telah terserap di dunia industri dalam kurun waktu enam bulan adalah sebesar 66,67 persen, dengan rincian persentase dari jurusan TKN 65,00 persen, Elins 63,64 persen, dan Elmek 70,83 persen.

Persentase serapan itu telah melebihi target yang ditetapkan sebagai indikator kinerja Poltek Nuklir, yaitu sebesar 50 persen. Sedangkan alumni yang sudah terserap dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan yaitu sebanyak 27 orang atau 40,90 persen.

Pada wisuda kali ini terdapat lima wisudawan yang sudah diterima bekerja yaitu satu orang di Kejaksaan Negeri Padang, dan empat orang di industri (PT. Indotimas Sakti Perkasa, PT. Esco Bintan Indonesia dan PT. Pesat Servis Industri). “Industri perlu difasilitasi untuk melaksanakan rekrutmen lulusan Poltek Nuklir di kampus, sebagai upaya mempersingkat masa tunggu lulusan menjadi tiga bulan,” pungkas Zainal.(R/R1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.