Ribuan Muslim Rohingya Terkucil Ketakutan di Desanya

Rumah warga di desa Rohingya dibakar. (Foto: dok. Arakan Times)

Sittwe, MINA – Ribuan di dua desa yang terkucil di daerah konflik Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dilanda ketakutan.

Seorang pejabat desa Ah Nauk Pyin menelepon kantor berita di London, Inggris, baru-baru ini yang mengatakan, mereka memohon kepada pihak berwenang untuk bisa melakukan perjalanan yang aman dari dua desa terpencil.

Kedua desa tersebut telah terisolasi karena terputus oleh umat Buddha yang bermusuhan.

“Kami ketakutan,” kata pejabat di desa Ah Nauk Pyin, Maung Maung, melalui telepon. Demikian Rohingya Vision TV memberitakan, Senin (18/9) yang dikutip MINA.

“Kami akan kelaparan sebentar lagi dan mereka mengancam akan membakar rumah kami.”

Sementara warga Rohingya lainnya yang dihubungi oleh kantor berita tersebut mengatakan, umat Buddha etnis Rakhine datang ke desa dan berteriak, “Pergilah, atau kami akan membunuh Anda semua.”

Hubungan rapuh antara warga desa Ah Nauk Pyin dan tetangganya warga Buddha Rakhine hancur pada 25 Agustus, ketika serangan mematikan dilakukan oleh militan Rohingya di utara Negara Bagian Rakhine. Serangan militan itu memicu respon ganas dari pasukan keamanan Myanmar.

Namun, Tin Maung Swe, sekretaris pemerintah Negara Bagian Rakhine, mengatakan bahwa dia bekerja sama dengan pihak berwenang di Rathedaung. Ia mengaku tidak menerima informasi tentang permohonan warga desa Rohingya yang meminta perjalanan aman keluar dari desanya.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya saat ditanya tentang ketegangan lokal. “Rathedaung Selatan benar-benar aman.”

Sedikitnya 430.000 orang Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari kekerasan yang oleh PBB disebut “pembersihan etnis”.

Sekitar satu juta warga Rohingya tinggal di Negara Bagian Rakhine sebelum kekerasan meletus pada 25 Agustus. Sebagian besar mereka menghadapi pembatasan perjalanan yang ketat dan ditolak kewarganegaraannya. (T/RI-1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.