RIBUAN WARGA FILIPINA UNJUK RASA KE KONSULAT CHINA

warga demo
Para pengunjuk rasa memegang plakat selama aksi di depan gedung konsulat China di Manila (Foto: Dok. Press TV)
Para pengunjuk rasa memegang plakat selama aksi di depan gedung konsulat di Manila (Foto: Dok. Press TV)

Manila, 15 Sya’ban 1435/13 Juni 2014 (MINA) – Ribuan warga melakukan unjuk rasa ke konsulat China di ibu kota Manila untuk mengecam apa yang mereka sebut serangan China di Laut China Selatan. Protes itu diselenggarakan untuk mengklaim kedaulatan negara yang oleh Manila sebut sebagai Laut Filipina Barat.

Kedua negara mengalami kebuntuan dalam sengketa teritorial atas Kepulauan Spratly di perairan yang disengketakan. Press TV yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Jumat.

China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang sebagian juga diklaim oleh Brunei, Vietnam, Malaysia dan Filipina. Vietnam juga menuduh China membangun sebuah anjunga minyak di perairan itu.

Baca Juga:  Aktivis HAM Terkemuka Luncurkan Kampanye Global Boikot Israel

China mengatakan pembangunan anjungan minyak di daerah tersebut merupakan kelanjutan dari proses rutin eksplorasi masuk dalam wilayah hukum dan kedaulatan China.

Menurut sebuah dokumen baru yang disajikan oleh China untuk PBB, empat warga China tewas dan 300 lainnya terluka di Vietnam baru-baru ini selama aksi protes anti-China atas sengketa laut, dan kerusakan material yang ditimbulkan pada pabrik-pabrik Cina. Cina telah mengevakuasi lebih dari 3.000 warganya setelah peristiwa itu.

Sementara itu beberapa sumber menyebutkan, kepulauan Spratly merupakan kepulauan yang berada di Laut Cina Selatan. Kepulauan ini berbatasan langsung dengan Negara Cina, Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Letak Geografis kepulauan Spratly yang digambarkan oleh Dieter Heinzig adalah 4o LU – 11o31’ LU dan 109o BT -117o BT. Kepulauan Spratly memiliki luas sekitar 244.700 km2 yang terdiri dari sekitar 350 Pulau yang kebanyakan hanya merupakan gugusan karang.

Baca Juga:  Protes ke Israel, Televisi VRT Belgia Hentikan Siaran Eurovision

Wilayah ini merupakan batas langsung negara Cina dengan Negara-negara ASEAN. Kepulauan Spratly terletak di sebelah Selatan Cina dan Taiwan, sebelah tenggara Vietnam, sebelah Barat Filipina, sebelah utara Indonesia, sebelah utara Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kepulauan Spratly sebenarnya bukan merupakan yang layak huni, akan tetapi pulau ini memiliki banyak potensi sumber daya alam dan geografis yang sangat strategis. Kekayaan alam yang dimiliki membuat beberapa negara bersikeras untuk mengakui dan mengklaim wilayah tersebut.

Selain itu kawasan ini merupakan kawasan lintas laut yang sangat strategis sehingga mampu mendukung perekonomian negara. Kepulauan Spratly mempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang cukup berlimpah. Penemuan minyak dan gas bumi pertama di kepulauan ini adalah pada tahun 1968.

Baca Juga:  AS: Operasi Militer di Rafah ‘Makin Melemahkan’ Posisi Israel

Menurut data The Geology and Mineral Resources Ministry of the People’s Republic of China (RRC) memperkirakan bahwa kandungan minyak yang terdapat di kepulauan Spratly adalah sekitar 17,7 miliar ton (1,60 × 10 10 kg). Fakta tersebut menempatkan Kepulauan Spratly sebagai tempat tidur cadangan minyak terbesar keempat di dunia. (T/P07/R2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0