Phnom Penh, Kamboja, 22 Syawwal 1436/7 Agustus 2015 (MINA) – Penggunaan sistem keuangan mikro syariah sebagai alternatif bentuk konvensional mikro-kredit berada di puncak agenda pertemuan meja bundar Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) di Phnom Penh, Kamboja.
Pertemuan yang juga dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri Men Sam An itu adalah untuk mempersiapkan Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke XO yang akan diselenggarakan di Malaysia pada November ini. IINA melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat (7/8).
Berbicara tentang keuangan mikro syariah, Tun Musa Hitam, Ketua WIEF Foundation, mengatakan, bahwa sementara ini lembaga keuangan mikro (LKM) tampak “lebih condong kepada masyarakat” sehingga dapat menjadi kunci untuk memajukan ekonomi rakyat Kamboja.
“Ini mungkin berguna untuk Kamboja, penggelaran model keuangan mikro syariah, yang merupakan hibrida dari prinsip sosial keuangan Islam dan efisiensi keuangan mikro dalam mencapai masyarakat miskin,” kata Hitam.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Syed Othman Alhabshi, Wakil Presiden Pusat Internasional untuk Pendidikan di bidang Keuangan Islam di Malaysia mengatakan, model ini bebas bunga dan biaya pengambil pinjaman hanya untuk biaya operasi dan menggunakan pola”modal bebas biaya”.
Dia mengatakan bahwa saat ini LKM menggunakan “dana modal ventura” untuk memberikan pinjaman dan mengingat bahwa pelanggan LKM tidak bankable risiko tinggi, yang menyebabkan suku bunga tinggi untuk mengurangi risiko itu, sedangkan, ini tidak terjadi dengan keuangan mikro syariah.
“Kami memiliki dana abadi, di mana orang-orang memberikan amal, dan oleh karena itu tidak ada biaya modal,” kata Alhabshi.
Keuangan mikro syariah, seperti perbankan dan keuangan Islam, didasarkan pada perintah Syariah, di mana pinjaman harus bebas bunga dan mengurus kesejahteraan peserta daripada menumpuk kekayaan bagi pemberi pinjaman. (T/P007/P2)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam