Beirut, MINA – Harga bensin melonjak hingga lima kali pada Kamis (12/8) di beberapa bagian Lebanon, setelah Bank Sentral Lebanon (BDL) secara resmi mengumumkan akan menghentikan subsidi impor bahan bakar ke negara itu pada Rabu.
Sebelum Kamis, Lebanon memiliki beberapa bensin termurah di dunia.
Keputusan untuk mencabut subsidi menyebabkan kepanikan karena biaya pengisian sedan ukuran rata-rata melonjak menjadi sekitar 765.000 lira Lebanon ($36), yang melebihi upah minimum bulanan dari sekitar 175.000 lira ($8,30) sehari sebelumnya.
Mantan Perdana Menteri sementara Hassan Diab menyebut keputusan Bank Sentral (BDL) untuk membatalkan subsidi adalah “ilegal”. Ia menilai langkah itu dilakukan “secara sepihak” oleh bank.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Dia menambahkan bahwa “negara tidak dapat menanggung akibat serius dari keputusan seperti itu”.
Lebanon telah menderita kekurangan bahan bakar akut selama berbulan-bulan, dengan antrian berjam-jam di luar pompa bensin yang menyumbat jalan-jalan negara itu dari utara ke selatan.
Kelangkaan terjadi di duga karena importir menimbun bahan bakar untuk mendapatkan keuntungan lebih dari kenaikan harga gas, bahan bakar yang diselundupkan ke Suriah, dan masalah impor bahan bakar karena kurangnya devisa.
Pemerintah telah mensubsidi impor bahan bakar melalui cadangan devisa BDL, yang memungkinkan importir untuk membeli bahan bakar pada tingkat 3.900 lira per dolar AS, jauh di bawah tingkat pasar gelap 21.000 lira per dolar.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
BDL telah memperingatkan pemerintah selama berbulan-bulan bahwa program subsidi tidak berkelanjutan.
Efek dari pencabutan subsidi belum jelas, dengan sebagian besar pompa bensin di seluruh Lebanon tutup pada Kamis karena ketidakpastian tentang bagaimana harga bensin. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah