Sudarnoto MUI: Israel Harus Bertanggung Jawab atas Serangannya ke RS Indonesia di Gaza

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim.(Foto: Lazismu)

Jakarta, MINA – Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyesalkan serangan udara Israel, Sabtu (7/10) pagi waktu setempat, menyebabkan sebagian gedung mengalami kerusakan.

“Balasan Israel yang membabi buta penuh dengan kemarahan, telah mengakibatkan kerusakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Israel dan Israel harus bertanggung jawab,” kata Sudarnoto kepada MINA, Ahad (8/10).

Menurutnya, Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia melalui MER-C.

Mengenai operasi militer yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel di Gaza di hari Raya Yahudi, Sudarnoto menyampaikan, serangan tersebut adalah merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang selama waktu panjang dan secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa .

Menurutnya, peristiwa membelah Al-Aqsha dan diiringi dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al-Aqsho juga menjadi salah satu pemicu serangan Hamas terhadap Israel.

Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh otoritas Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal.

“Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri. Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif,” kata Sudarnoto.

Dia mengatakan, balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk memperkuat heroisme mereka membebaskan rakyat dan Palestina yang telah dijajah dalam waktu yang panjang. Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.

Sudarnoto menambahkan, peristiwa ini juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina: Fatah, Hamas dan lain-lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.

“Saya berharap betul, setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya,” ujarnya.

Amerika dan NATO yang saat ini sedang menanggung bebannya masing-masing sebagai akibat dari perubahan politik global dan juga perang Rusia-Ukraine sebaiknya tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.

Cara-cara ini justru akan merugikan Amerika dan NATO karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris.

“Justru yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel,” pungkasnya.

Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina Hamas, mengumumkan dimulainya operasi militer besar-besaran, merespon penodaan Zionis Israel di Masjid Al-Aqsa yang masih berlangsung hingga sekarang, dengan roket yang menargetkan lokasi musuh seperti bandara dan instalasi militer Israel.

Serangan udara Israel merupakan balasan dari serbuan ribuan roket yang ditembakkan pejuang Hamas ke Negeri Zionis tersebut pada Sabtu (7/10) pagi waktu setempat.(R/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.