TIPS MENJALANKAN PUASA RAMADHAN BAGI JURNALIS MUSLIMAH

Foto:Putri/MINA
Foto:Putri/MINA

Oleh : Septia Eka Putri/Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Tidak terasa sudah hadir dihadapan kita? Penulis yakin, setiap Muslim sudah melakukan persiapan yang matang, kebutuhan dan target selama Ramadhan nanti sudah mesti ditulis, baik itu di kertas yang ditempelkan ke dinding, di catatan hp masing-masing, atau dimana saja supaya diingat dan dijalankan.

Berbicara Ramadhan, tentu setiap orang mempunyai tantangan tersendiri? Sebagai seorang misalnya, ia harus mampu menjaga hijabnya dengan baik saat liputan, menata dan menjaga hati, menundukkan pandangan, menjaga lisan, harus , dan tentunya . Sekali lagi, tantangan bagi seorang jurnalis muslimah adalah saat ia melakukan liputan lapangan. Bisa jadi mungkin saat ia bertemu orang di jalan berkata kasar, keributan dimana-mana, ah…banyak sekali rasanya tantangan yang harus dihadapi oleh seorang jurnalis muslimah saat liputan termasuk mewawancarai nara sumber yang berbeda sifat, watak, dan cara berfikir.

Kuncinya adalah harus banyak sabar, sabar, dan sabar.

Dalam tulisan ini, penulis akan berbagi tips seperti apa seorang jurnalis muslimah dalam menjalankan ibadahnya selama bulan suci Ramadhan.

Berikut tips yang mesti diperhatikan bagi seorang jurnalis muslimah.

Pertama, Ikhlas

Ikhlas, tentu menjadi poin pertama bagi seorang jurnalis muslimah dalam menghadapi tantangan hidup, baik dilingkungan maupun diluar lingkungan. Jika kita ikhlas, maka efek postifnya adalah kita tidak lelah atau capek. Sehingga akan membuat kita semakin sehat, mengapa? Sebab lawan dari ikhlas adalah emosi atau marah. Saat kita marah-marah menjalankan perintah untuk liputan misalnya, maka yang ada adalah kelelahan berkepanjangan. So, jadi…ikhlaskan hati untuk menjalankan segala kebaikan, terutama saat kamu sedang melakukan liputan di lapangan atau menemui nara sumber untuk diwawancarai.

Kedua, Menjaga Iman (Hati)

Setiap Muslim harus membangun ibadah puasa diatas iman kepada Allah dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan malah sebaliknya karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan keluarga dan masyarakat yang sedang berpuasa.

Terkait dengan hal di atas, 14 abad silam, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.”

Seorang muslimah harus benar-benar menjaga dan menata iman dan hatinya, karena memang tak sedikit manusia yang menggoda hatinya. Karena itu, dimanapun berada termasuk saat melakukan liputan seorang jurnalis muslimah harus benar-benar mampu menjaga iman dan hatinya.

Ketiga, Menjaga Hijab

Bagi seorang jurnalis atau wartawan Muslimah, hal ini tentu sangat penting. Cara berpakaian yang baik dan sesuai syariat tentu harus diperhatikan, tidak hanya saat berpuasa saja, akan tetapi dikeseharian dan di luar puasa Ramadhan, hijab sangat penting, karena menentukan batas ketaqwaan seorasng muslimah kepada Allah. Mengenakan hijab sesuai dengan syariat adalah bukti ketaqwaan kepada Allah Ta’ala.

Keempat, Menjaga Anggota Badan dari Hal-hal yang Diharamkan Allah

Menjaga anggota badan dari perbuatan yang diharamkan Allah di antaranya adalah lisan. Ya, menjaga lisan adalah hal penting bagi seorang jurnalis muslimah secara khusus dan kaum muslimin umumnya. Menjaga lisan menjadi sangat penting terlebih lagi saat kita menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan ini. Jangan sampai saat melakukan liputan seorang jurnalis muslimah justeru melakukan ghibah entah itu meng-ghibah nara sumbernya atau mungkin sesama jurnalis muslimah lainnya. Biasanya sih, kalau para wanita sudah bertemu, tentu disana akan banyak berbagi cerita yang disadari atau tidak terjerumus kepada ghibah.

Selain menjaga lisan dari dusta dan ghibah, seorang jurnalis muslimah juga harus mampu menjaga matanya dari melihat hal-hal yang dilarang Allah untuk melihatnya. Seperti menundukkan pandangan saat melihat lawan jenis yang bukan mahramnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk juga menjaga pandangan dari gambar-gambar atau film-film yang diharamkan untuk melihatnya. Anggota badan lain yang juga mesti dijaga dari hal-hal yang haram Allah adalah telinga, tangan, kaki dan anggota badan lain.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang tidak meninggalkan peraktaan dusta dan perbuatan maka Allah tidak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya.”

Maka semestinya orang yang berpuasa tidak mendatangkan supermarket, tokoh makanan atau tempat-tempat keramaian lain kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Karena bisa saja tempat tersebut menyeret untuk mendengarkan dan melihat perkara-perkara yang diharamkan Allah.

Kelima, Bersabar

Hal ini tentunya bagi seorang jurnalis muslimah sangat dibutuhkan, karena tantangan selama Ramadhan sangat banyak tentunya, apalagi saat meliput, doorstop dengan narasumber, berdiskusi dengan teman, sangat dijaga dan benar dijaga dalam berkomunikasi yang baik dan tidak menyinggung perasaa satu sama lain.

Saat memotret juga begitu, desak-desakan, cari posisi yang baik dan nyaman, rebutan dan masih banyak lagi, apalagi penulis pernah merasakan hal seperti itu, harus banyak sabar pokoknya. Bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepada siapapun.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadis Abu Hurairah, “Puasa adalah temeng maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.”

Dari hadis tersebut bisa diambil pelajaran wajib menjaga lisan. Apabila seseorang biasa menahan diri dari membalas kejelekan maka tentu dia akan terjauh dari memulai menghina dan melakukan kejelekan yang lainnya.

Sesungguhnya puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim atau muslimah untuk berakhlak mulia serta melatih diri menjadi sosok yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Allah. Namun mendapatkan hasil yang demikian tidak akan didapat kecuali dengan menjaga puasa dari beberapa hal tips diatas.

Muslimah yang tangguh dan bertaqwa, insya Allah bisa mengamalka hal apa yang penulis uraikan diatas, termasuk penulis yang juga insya Allah mengamalkan apa yang ditulis. Puasa itu ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaga dari kotoran atau sesuatu yang merusak tentu baju tersebut akan menutupi aurat menjaga dari terik matahari dan udara yang dingin serta memperindah penampilannya.

Demikian pula puasa orang yang mengamalkan tidak akan mendapatkan buah serta faidah kecuali dengan menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilngkan pahalanya.

Bagi muslimah, hati, hijab, lisan sangat penting sekali, terlebih sekali bagi seorang jurnalis, wartawan, reporter muslimah. Mari menjaga pandangan kita wahai muslimah, pekerjaan adalah ujian bagi kita semua, disaat bulan nan suci ini, mari kita teguhkan hati, saling tolong-menolong, banyak istighfar, karena hidup tak selamanya di dunia, kita akan kembali kepada Allah Ta’ala. Selamat mencoba ya.. !! (P007/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0