YERUSALEM IBU KOTA PARIWISATA ISLAM 2016

Kota Yerusalem (Foto: mos.org)
Kota Yerusalem (Foto: mos.org)

Gaza, 8 Sya’ban 1435/6 Juni 2014 (MINA) – Organisasi Kerjasama Islam () memilih kota Yerusalem sebagai ibukota Pariwisata Islam untuk tahun 2016, dalam rangka pelaksanaan kerja sama dan pengembangan pariwisata di negara-negara Islam.

Yerusalem memperoleh tempat pertama di antara beberapa kota Islam lainnya dalam forum internasional pertama untuk Pariwisata Islam, lapor Al-Ray pada Jumat (6/6) yang dikutip MINA.

Mengomentari seleksi ini, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan bahwa ini membuktikan sentralitas Yerusalem dan identitas Islam dalam kesadaran lebih dari setengah miliar Muslim di seluruh dunia.

Kementerian menghimbau semua pihak yang berwenang, institusi dan lembaga nasional, serta pengusaha pariwisata untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan ini dan meningkatkan pariwisata di Yerusalem maupun kota-kota Palestina lainnya.

Yerusalem bagi Israel dan Muslim

Yerusalem atau juga dikenal dengan nama Al-Quds merupakan kota suci bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam. Kota ini diklaim sebagai ibukota Israel, meskipun tidak diakui secara internasional, maupun bagian dari Palestina.

Secara de facto, kota ini dikuasai oleh Israel. Para elit Israel menganggap kota suci ini adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi “Zionisme”.

Dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hanya Kosta Rika dan El Salvador saja yang menempatkan kedutaan mereka di Yerusalem. Sementara negara lainnya di Tel Aviv, karena menurut PBB, Yerusalem akan dijadikan Kota Internasional.

Bagi orang-orang Palestina, Yerusalem juga dianggap sebagai ibu kota Palestina. Kota historis Yerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. Kota ini memiliki penduduk sebesar 724.000 jiwa dan luas 123 km2.

Sepanjang sejarahnya, Yerusalem telah dihancurkan dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai 44 kali.

Bagi pemeluk Islam, Yerusalem merupakan tempat suci ketiga setelah Mekkah dan Madinah. Ketika Islam menguasai kota ini, banyak pedagang-pedagang Arab yang membuka rute perdagangan di sini, termasuk para pedagang dari Makkah dan Madinah.

Kota ini juga adalah kiblat pertama umat Islam dalam menyembah Tuhan mereka sebelum akhirnya dialihkan ke Bait Allah di Mekkah.

Tercatat setelah Salahuddin Al-Ayyubi menguasai kota ini kembali dari tangan Guy dari Lusignan pada masa perang salib ke-3, orang Islam, Kristen, dan Yahudi dapat beribadat tanpa ada gangguan, setelah sebelumnya akses ke tempat suci dimonopoli oleh tentara salib. (T/P09/P01).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0