BWI Perkenalkan Forum Wakaf Produktif dan Hari Wakaf Produktif

Jakarta, 7 Rabi’ul Awwal 1438/7 Desember 2016 (MINA) – Badan Indonesia () menyelenggarakan Soft Launching Forum Wakaf Produktif dan Inisiasi pencanangan Hari Wakaf Produktif dengan tema “Kebangkitan Wakaf Produktif Kebangkitan Ekonomi Islam Indonesia”.

Wakil Ketua Badan Pelaksana Wakaf Slamet Riyanto Wakaf mengatakan, sejauh ini wakaf masih belum popular di masyarakat sebagai salah satu bentuk amalah dalam ajaran Islam, kata Slamet dalam Pembukaan Soft Launching Forum Wakaf Produktif dan Inisiasi di hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat. Rabu (7/12) pagi.

“Wakaf masih belum dipahami secara luas oleh berbagai segmen masyarakat dan juga belum dipahami secara mendalam tentang hakikat, ragam dan bentuknya,” tegas Slamet.

Oleh karenanya BWI sebagai representasi negara dalam mengatur aktvitas dan pengembangan wakaf di Indonesia berinisiatif untuk mengintensifkan program edukasi wakaf kepada masyarakat agar pemahaman tentang wakaf menjadi lebih baik dan holistic.

“Pihaknya menyadari bahwa wakaf erat kaitannya dengan dunia usaha, terutama sektor ekonomi produktif. Maka BWI bersama beberapa nazhir wakaf nasional seperti Dompet Dhuafa, Global Wakaf dan Al Azhar merasa perlu untuk membangun pemahaman yang utuh untuk menjadikan wakaf sebagai salah satu penggerak ekonomi masyarakat,” terang Slamet

Dikatakanya bahwa berbicara wakaf yang erat kaitannya dengan pengelolaan asset masyarakat dan pengembangannya menjadi sektor ekonomi produktif, BWI juga berkepentingan untuk melibatkan otoritas moneter dan otoritas jasa keuangan serta perbankan menjadi stakeholder penting dalam bingkai strategi pengembangan wakaf nasional.

Slamet berharap Jalinan stakeholder ini ke depan berlangsung sinergis dan berkelanjutan untuk menjawab beberapa masalah dan tantangan sebagai berikut,

Ia mengatakan, merubah mindset masyarakat bahwa wakaf dapat dikerjakan dalam bilangan-bilangan kecil. Sehingga tidak selalu dikerjakan dalam bilangan besar yang identic dengan kemampuan kelas menengah keatas. Itu artinya seluruh segmen masyakarat dapat menunaikan wakaf sesuai kemampuannya masing-masing melalui nazhir yang dapat menghimpun dan mengelolanya.

Melakukan optimalisasi pengelolaan asset wakaf, agar menjadi sumber ekonomi produktif yang dapat meningkatkan produksi serta menyerap lapangan pekerjaan.

Optimalisasi sektor ekonomi ini juga akan memberikan multiplier efek positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk kalangan mawkufalaih atau penerima manfaat surplus wakaf yang dikelola.

Namun ketiga poin di atas tindakan mungkin terwujud jika belum ada sinergitas antar stakeholder dunia wakaf yang berfungsi sebagai saling berbagi dan saling meningkatkan kompetensi pengelolaan asset wakaf yang menjamin keberlangsungan usahanya.

“Selain itu peran perbankan menjadi penting untuk melakukan terobosan-terobosan yang positif di dalam menstimulus dunia usaha berbasis asset wakaf,” terang Slamet.

“Mengingat pentingnya kelima agenda tersebut di atas, maka BWI bersama beberapa Nashir wakaf nasional bersepakat untuk membentuk Fourm Wakaf Produktif sebagai wadah bagi pengembangan pengelolaan asset wakaf yang selama ini ada dan tersebar di antara para nazhir wakaf,” jelas Slamet.

Kemudian sebagai upaya lebih menguatkan keberadaan forum ini, maka BWI dan para nazhir wakaf juga berkeinginan untuk menjadi insiator “Gerakan Wakaf Produktif” dan mencoba menginisiasi pencanangan “Hari Wakaf Produktif Nasional”. (L/P002/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.