BNPB: Tahun Depan, Pengurangan Resiko Bencana Jadi Prioritas Nasional

Jakarta, MINA – Upaya Pengurangan Resiko Bencana Alam (UPRBA), pada tahun depan akan masuk dalam daftar prioritas nasional nomor dua dari lima prioritas yang ditetapkan pemerintah, demikian Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei. 

Dalam “Konferensi Pers Evaluasi Bencana 2018 dan Prediksinya 2019” di Jakarta, Rabu (19/12), ia memaparkan, RPJMN 2015-2019 adalah tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007.

“Sudah banyak saudara kita yang menjadi korban oleh bencana hingga saat ini dan secara geografis Indonesia masuk dalam wilayah rawan bencana, lalu apa yang harus kita perbuat?” jelas Rampangilei.

Baca Juga:  Kemenparekraf Fokus Wujudkan Pariwisata Berkualitas

Ia menjelaskan, ada empat prinsip dalam upaya pengurangan resiko bencana, yaitu mengurangi korban jiwa, mengurangi masyarakat yang terdampak, mengurangi kerugian ekonomi dan mengurangi kerusakan infrastruktur.

“Jadi kita punya RPJM, UPRBA sudah masuk priotas nasional dan kita juga sudah melaksanakan komitmen internasional yang dituangkan di dalam Kerangka KerjaSendai,” tegasnya.

Sebelumnya, Purnawirawan perwira tinggi TNI-AL tersebut, melaporkan, sepanjang 2018 telah terjadi 2.426 bencana yang menyebabkan 4.231 orang meninggal& hilang, 6.948 luka-luka, 9,9 juta mengungsi & terdampak, dan 371.023 unit rumah rusak.

Baca Juga:  Prof Saiful Akmal Pakai “Kafiyeh” Palestina Saat Orasi Ilmiah di Ar-Raniry

Ia kembali menekankan dalam upaya pengurangan resiko bencana di negara yang rawan bencana ini, harus perlukan perubahan cara berpikir masyarakat Indonesia.

“Kalo dulu kita lakukan budaya respon, kalo ada bencana kita baru bergerak, kedepan kita harus rubah, lakukan budaya mitigasi bencana dan budaya kesiap-siagaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengakui tahun 2018 ini adalah tahun bencana untuk bangsa Indonesia terbukti dengan banyaknya korban. (L/Sj/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Rudi Hendrik